Jumat, 11 September 2020

Hari ke-8 Komunikasi Produktif: Secercah Harapan

Pagi ini belum selesai saya menuntaskan dzikir pagi, mas Atha sudah nongol dari pintu."Umi, ayo bobok lagi.." katanya dengan wajah yang masih mengantuk. Mau tak mau saya mengikutinya ke kamar, menarik selimut di subuh yang gerimis.

Tak lama kemudian terdengar Ruby mulai bangun. Atha yang hampir tertidur pun akhirnya ikut bangun. Jadilah pagi ini kami bertiga bangun kepagian lalu lanjut bermain di kamar.

Saya mencoba enjoy dan tidak memikirkan 'tugas negara'. Sejak tadi Atha berpesan, umik nggak usah masak..main aja sama Atha..

Wah, enak nih..umi juga senang nggak usah masak..wkwkwk

Akhirnya saya menyempatkan diri bermain dan membaca buku pagi-pagi ini. Saya pikir, tidak apa-apa lah sesekali menuruti Atha untuk bermain. Kebetulan hari ini abi puasa, jadi tidak terburu-buru mencari sarapan. 45 menit berlalu, akhirnya Atha mau diajak keluar kamar. Dalam hati, saya berniat untuk mengajak diri saya berpikir positif hari ini. Berpikir sebelum bertindak dan berkata, mengabaikan rumah berantakan dan membiarkan Atha mencuci baju. Saya berharap..hari ini tidak banyak tangisan.
---
Sampai malam, tidak banyak yang terjadi. Atha hari ini cukup kalem. Bangun tidur juga tidak menangis. Tapi entah kenapa menjelang malam malah saya yang badmood. Akhirnya sempat terucap kalimat negatif, ketika hendak menidurkan Ruby saya kembali membuat Atha menangis. Atha ingin berada di kamar, sedangkan Ruby tidak bisa mendengar suara Atha, pasti langsung menoleh. Jadi karena tidak sabar, saya melewatkan diskusi mencari solusi. Saya meninggalkan kamar dengan kesal, yang membuat Atha menangis karena dia ingin adek dan uminya tetap di kamar. 

Untung saja tidak lama kemudian Ruby tertidur. Saya segera kembali ke kamar untuk berekonsiliasi dengan Atha. 

Bintangku hari ini
🌟🌟

Belum ada peningkatan signifikan. tetapi saya terus berusaha.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar