Sabtu, 25 Desember 2021

Harus Bisa : Cerita Sapih Si Anak Kedua

ilustrasi tekad (sumber : rumahusaha.net)

Genap 1 bulan lebih 1 hari, ketika tulisan pendek ini ditulis. Anggap saja sebagai kenang-kenangan kelak, disela-sela keseharian yang tiada habisnya kalau dituruti. Sudah satu bulan, Ruby menjadi 'anak besar'. Sudah satu bulan juga, umi kekurangan waktu selow sambil rebahan disela-sela aktivitas siang ๐Ÿ˜.

Awalnya sama sekali tidak terpikir keharusan untuk menyapih Ruby tepat di hari ulang tahunnya. Jujur, umik masih trauma masa-masa menyapih si Mas. Waktu itu, sempat dua kali demam hingga akhirnya berhasil di percobaan ke tiga. Sama sekali jauh dari kata mulus, kan? Tapi, tak lama lagi si adek bayi ini akan berulang tahun kedua. Hmm..mau tidak mau, akhirnya kok kepikiran juga.

Akhirnya, mulailah umik bertanya kian kemari: "Gimana sih, cara ampuh anti stress saat menyapih?"

Dan hampir semua menjawab bahwa sounding memegang peranan penting.

"Heleh, sounding..pasti nggak berhasil juga. Dulu udah pernah tapi gak mempan!" kataku sinis dalam hati menanggapi.
Bagaimana tidak, pengalaman pertama yang berbuah kegagalan dulu sudah melibatkan proses sounding bahkan sejak si Mas berusia 18 bulan. Tapi nyatanya sama sekali tidak berpengaruh, proses sapih Atha benar benar menguras tenaga juga air mata๐Ÿ˜…. Lalu..mau diulang lagi dengan cara sounding??

Tapi, setelah menimbang-nimbang..akhirnya umik lakukan juga proses sounding ini. Toh, frekuensi permintaan menyusu nya bisa dibilang sudah jauh menurun, hanya sesekali bahkan kadang hanya sebagai pengantar tidur saja. Jadi, bismillah..coba aja dulu!

Satu minggu sebelum Ruby berulang tahun, saya mulai rajin melakukan sounding. Seperti apa sounding yang saya sampaikan?
Konon, sounding itu harus detail. Apa, Kapan, Kenapa - nya. Jadi, umik mencoba membuat kalimat yang memuat ketiga hal di atas yang kira-kira mudah dimengerti oleh Ruby.

" Ruby sebentar lagi 2 tahun. Kalau sudah 2 tahun minumnya dari gelas ya!"
" Yang minum nenen itu adek bayi, ruby sudah 2 tahun nanti sudah nggak nenen lagi ya!"
" Nanti, pas adek udah 2 tahun, habis potong kue udah nggak nenen lagi ya!"

3 mantra di atas saya ulang-ulang ketika menyusui, bermain, juga menjelang tidur. Yang awalnya iya-iya aja, sampai makin lama si anak bayi makin pinter menjawab 'nggak mau, Ruby mau jadi adek bayi aja!'๐Ÿคช.

Lalu akankah sounding ini berhasil?
***

24 November 2021
Hari ulang tahun Ruby. 

Semenjak pagi bangun tidur, saya menyengaja tidak berada di dekatnya terlebih menawari ASI. Saya deg-degan sepanjang hari, terlebih mendekati  jam tidur pagi Ruby. Pukul 10.00 sudah terlewat, berarti tinggal menunggu waktu tidur siang. Benar saja, Ruby mulai gelisah, menarik-narik kaos oblong tanpa akses menyusui yang memang sengaja saya pakai sebabagai penanda 'sudah tidak nen lagi'.

Rengekan meminta nenen sudah berubah menjadi tangis, rasa-rasanya bisa dihitung dengan jari berapa kali Ruby menangis hingga terisak-isak seperti itu. Memang, sehari-hari Ruby bukan tipe anak yang mudah menangis. Maka ketika melihatnya menangis menjerit-jerit seperti itu, saya pun tak kuasa menahan air mata. Ruby yang menolak dipeluk, digendong atau dielus masih menjerit-jerit meminta nenen. Sambil mencoba menenangkan diri sendiri dahulu baru menenangkan Ruby, saya tak berhenti berdoa meminta pada Allah agar dimudahkan prosesnya. Akhirnya setelah hampir satu jam menangis, si anak bayi berhasil tidur digendongan karena kelelahan. Fiuh, baru satu sesi tidur siang. Bagaimana dengan nanti malam?

***

Tidur siang yang penuh perjuangan itu rupanya hanya mampu bertahan 30 menit. Setelah sempat menangis untung saja rombongan anak-anak di sekitar rumah mulai berdatangan. Memang, setiap hari mereka mengaji sore bersama Atha di rumah. Kedatangan mereka lumayan mengalihkan perhatian Ruby dari keinginan menyusu. 

Seperti yang sudah kami skenariokan, sore itu kue dipotong sebagai penanda Ruby sudah berusia 2 tahun. Setiap teman-teman yang datang juga menyampaikan pesan sponsor titipan umik bahwa adek Ruby sudah sama dengan mereka, kalau haus minum dengan gelas. Jajan sudah dibagikan, semua sudah pulang, tinggal Ruby yang seperti sedang meyakinkan diri bahwa dirinya sudah berusia 2 tahun dan tidak nenen lagi.

***
Pertandingan babak akhir dimulai. Malam pertama di tahun kedua si bungsu lancar jaya seperti mobil pribadi menelusuri tol jagorawi di malam yang sepi, bebas hambatan sampai pagi. Tapi tentu saja tantangan menyapih tidak berhenti sampai disini. Keesokan harinya, esoknya lagi, ada malam-malam yang diwarnai jerit tangis menyayat hati. 

Kami masih terus mencoba beradaptasi. Mencoba menemukan cara mengatur waktu tidur baik di siang maupun di malam hari. Menecari cara ternyaman untuk lelap dipelukan satu sama lain. Menyelesaikan misi lulus ASI di tahun kedua, membulatkan tekad dan menyatukan keyakinan bahwa kami bisa melewatinya.

 

Rabu, 08 September 2021

Random Talks

Aku nulis ini sambil nyusuin Ruby, ditengah kebisingan suara mobil remote yang nggak henti-hentinya Atha nyalain sejak pagi. Well, nggak akan ada waktu yang benar-benar ideal kan buat nulis?

Bosan. 

Situasi pandemi yang entah kapan akan berakhir ini membuat ruang gerak semakin sempit. Meskipun kami di Batam tetap bisa berjalan-jalan, tapi sejatinya aku merindukan perjalanan yang lebih panjang. Tau sendiri kan, main-main sehari itu lebih banyak capeknya daripada senengnya ,๐Ÿฅฒ. Terakhir, aku diserang sakit kepala hebat hingga tengah malam yang nggak kunjung reda meskipun sudah menelan pil pereda nyeri 500 miligram. 

Semalam, aku bermimpi berada dalam satu waktu dan tempat bersama teman-teman lama. Paginya entah mengapa rasanya sedih. 

Yes, I' admit it.

Rasanya ada sisi yang beneran kangen sama situasi sebelum pandemi. Meskipun mungkin nggak akan jauh berbeda sih, nggak akan bisa ketemu mereka semua dalam satu waktu. 

Kayanya aku emang lagi kurang sosialisasi sampai jadi overthinking. 

Jauh di dalam hati, aku selalu pengen nggak ada yang mampir ke laman blog ku supaya aku bisa nulis apa aja tanpa khawatir apa kata netijen..hahahha. Ah paling kalaupun ada yang mampir, cuma Imon..wkwkkw

Hey mon, did you read this writing ๐Ÿคฃ?

Pernah nggak sih kalian bosen sama lingkaran pertemanan kalian? umm..disini aku lebih karena ngga punya lingkaran pertemanan sih..dulu sebelum pandemi masih ada temen ngaji, temen komunitas. Itupun intensitas keakrabannya ya belum seberapa kuat, lalu tibalah corona menyerang..bubarr.. deh bubaarr..๐Ÿคฃ satu-satunya yg bisa disinggahi buat hangout adalah rumah mertua dan adik ipar. Bukan..bukan nggak nyaman ya singgah di tempat keluarga, nggak. Tapi kaya perlu suasan baru aja ngga sih?

Tapi, yg memungkinkan untuk membuat lingkaran baru hanyalah komunitas daring. WA grup, zoom meeting, definisi sosialisasi zaman now banget kan dua platform itu. 

may I ask your advice?
ada saran kira-kira apa yang bisa dilakukan buat menyegarkan suasana? jangan ragu buat komen di kolom komentar ya ๐Ÿ˜€

Selasa, 13 April 2021

1 Ramadan 1442 H : Mengingat Kembali Doa Setelah Berwudhu

Tahukah kamu, bahwa dalam setiap amalan yang diajarka Rasulullah itu selalu saja mengandung pahala yang luar biasa?

Dalam bulan ramadan ini yuk kita coba melakukan amalan-amalan sederhana yang mungkin belum kita ketahui, atau sebenarnya sudah tahu, tapi...terlupa!

Salah satu cara memotivasi diri untuk 'belajar' mengamalkan ibadah sunnah tentu saja adalah dengan mengetahui 'reward' nya. Siapa sih yang nggak suka bonus berlipat gandaaaaa?

Salah satu amalan ringan yang berpahala besar adalah membaca doa setelah berwudhu. 

Dari ‘Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu; ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ู…َู†ْ ุชَูˆَุถَّุฃَ ูَุฃَุญْุณَู†َ ุงู„ْูˆُุถُูˆุกَ ุซُู…َّ ู‚َุงู„َ ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„ุงَ ุดَุฑِูŠูƒَ ู„َู‡ُ ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆู„ُู‡ُ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุฌْุนَู„ْู†ِู‰ ู…ِู†َ ุงู„ุชَّูˆَّุงุจِูŠู†َ ูˆَุงุฌْุนَู„ْู†ِู‰ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุชَุทَู‡ِّุฑِูŠู†َ ูُุชِุญَุชْ ู„َู‡ُ ุซَู…َุงู†ِูŠَุฉُ ุฃَุจْูˆَุงุจِ ุงู„ْุฌَู†َّุฉِ ูŠَุฏْุฎُู„ُ ู…ِู†ْ ุฃَูŠِّู‡َุง ุดَุงุกَ »

Siapa yang berwudhu dengan memperbagus wudhunya lalu ia mengucapkan ‘ASY-HADU ALLA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA ROSULUH, ALLOHUMMAJ’ALNII MINATTAWWAABIINA WAJ’ALNII MINAL MUTATHOHHIRIIN’ (artinya: Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku hamba yang bertaubat dan jadikanlah aku sebagai orang yang bersuci), dengan ia membacanya melainkan akan dibukakan baginya delapan pintu surga, ia akan masuk lewat pintu mana saja yang ia mau.” (HR. Tirmidzi, no. 55. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ada juga doa yang diajarkan dibaca bada wudhu,

ุณُุจْุญَุงู†َูƒَ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ูˆَุจِุญَู…ْุฏِูƒَ، ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู€ู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุฃَู†ْุชَ، ุฃَุณْุชَุบْูِุฑُูƒَ ูˆَุฃَุชُูˆْุจُ ุฅِู„َูŠْูƒَ

SUBHANAKALLOHUMMA WA BIHAMDIKA, ASY-HADU ALLA ILAAHA ILLA ANTA, ASTAGH-FIRUKA WA ATUUBU ILAIK (artinya: Mahasuci Engkau Ya Allah dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampunan kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu).” (HR. An-Nasai dalam ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah, hlm. 173 dan lihat Irwa’ Al-Ghalil, 1:135)

Bacaan doa setelah berwudhu secara lengkap

ASY-HADU ALLA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA ROSULUH, ALLOHUMMAJ’ALNII MINATTAWWAABIINA WAJ’ALNII MINAL MUTATHOHHIRIIN.

SUBHANAKALLOHUMMA WA BIHAMDIKA, ASY-HADU ALLA ILAAHA ILLA ANTA, ASTAGH-FIRUKA WA ATUUBU ILAIK.

Artinya: Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku hamba yang bertaubat dan jadikanlah aku sebagai orang yang bersuci.

Mahasuci Engkau Ya Allah dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampunan kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu.

Sumber  https://rumaysho.com/19523-kumpulan-amalan-ringan-02-membaca-doa-setelah-berwudhu.html

Wah, kece kan janji Allah bagi para penghafal dan pengamal doa setelah berwudhu! Sontak saya langsung tergiur dan mencoba mengamalkannya meskipun seringkali masih terlupa.

Menghafal doa-doa harian dapat dijadikan target ramadan. Bisa juga dilakukan bersama-sama anggota keluarga yang lain agar lebih bersemangat ya kan!
Untuk tahun ini, insyaaAllah slah satu checklist nya adalah menambah hapalan doa dan surat pendek. Malu ya menuntut Atha menghafal tapi sendirinya mentok nggak berprogress..hehe.
Bismillah semoga dimudahkan!

Sumber Gambar: Tirto.ID

Rabu, 17 Maret 2021

Peran Orang Tua dalam Menumbuhkan Fitrah Seksualitas

gambar: greatmind.id

Sebuah sajian yang relevan dengan berita yang akhir-akhir ini ramai menjadi perbincangan netizen: seorang anggota TNI yang mengidap Hipospadia (penyakit ambiguitas kelamin) akut yang baru diketahui di usianya yang hampir 30 tahun.

Konon, keterbatasan akses informasi dan juga pengetahuan menjadi alasan mengapa kasus ini bisa terjadi. Yang terbersit di benak saya tentu saja, apakah sang Sersan tidak merasakan Fitrah nya sebagai seorang laki-laki ataukah sebagai seorang perempuan?

Berarti, anak-anak dengan kasus seperti telah ditumbuhkan, diasuh, dan diperlakukan tidak sesuai dengan fitrahnya? Dan benar adanya jika anak akan mengalami kebingungan, tidak sadar gender, mungkin juga tidak merasa bangga, juga tidak menghayati peran seksualitasnya. Begitupun dengan kisah Sang Sersan yang dituturkan oleh teman-teman terdekatnya. Ia merupakan pribadi yang cenderung tertutup, bahkan menjadu korban bullying di masa sekolah. 

Sebuah kasus nyata yang menyimpan banyak hikmah bagi para orang tua. Sebuah Aha! moment yang aneh bukan, bagaiman topik yang dibawakan oleh teman-teman regional Depok ini justru mengantarkan saya pada kisah hikmah Sang Sersan. 


Negara Tanpa Ayah

Memangnya bisa? Ada sebuah negara tanpa ayah? Memangnya ini cerita legenda Tiongkok Kera Sakti, yang memiliki episode negara yang isinya semua wanita?

Fatherless country, begitu Elly Risman menyebut kondisi Indonesia saat ini. Berdasarkan studi yang beliau lakukan dalam kurun waktu antara tahun 2008-2010 di 33 provinsi di Indonesia, Indonesia disebut sebagai negara yang 'yatim banget', di peringkat ke-3 setelah Amerika. Wahh..baru kali ini ya rasanya kita punya ranking deketan sama Amerika!

Apa sih Fatherless country itu? Apakah yatim dalam artian sebenarnya atau tmyatim yang seperti apa? Fatherless country merupakan keadaan sebuah negeri dimana tidak adanya peran dan keterlibatan figur ayah secara hangat dan signifikan pada keseharian anak-anak di rumah. 

Hmm..familiar kan dengan bapak-bapak yang nggak mau tahu tentang proses pendidikan (karakter maupun akademis) anak? Serahkan saja pada ibunyaa..wkwk.

Di keluarga kami sendiri, alhamdulillah..abi anak-anak sudah memiliki kesadaran untuk meluangkan waktu dengan anak-anak,menyadari bahwa masa kanak-kanak ini tidak boleh dilewatkan, dan terbuka dengan ide-ide nyeleneh umi terkait pendidikan anak, bahkan tidak keberatan jika ingin mencoba menempuh jalan homeschooling. Mesipun jauh dari ideal, tetapi abi kami selalu berusaha ada dalam setiap momen, hingga bersedia menciptakan momen-momen indah bersama anak. Karena bonding di masa kecil inilah kelak yang akan menjadi modal kepercayaan, dan kelekatan anak dengan kami orang tuanya. 

Perjalanan kami masih panjang dan berliku. Apakah abi akan berhasil mendampingi anak-anak seutuhnya sebagai ayah yang betul-betul hadir juga sedang ditempa. Bismillah semoga dimudahkan mengurangi angka fatherless country.

Cerita Tentang Aqil dan Baligh

Pentingnya Aqil dan Baligh Bersamaan, topik yang dibawakan oleh IP Lamongan dan Lampung ini alih-alih memunculkan Atha dalam benak, malah membuat saya berkaca ke dalam diri saya sendiri. 

Sepertinya saya termasuk yang Baligh terlebih dahulu sebelum Aqil sampai.

Seperti halnya yang diceritakan oleh Mba Eka  -moderator topik ke-5 ini, dulu rasanya saya juga tidak tahu harus berbuat apa. Saat itu sepertinya saya sudah tahu bahwa keluarnya darah dari kemaluan adalah menstruasi, dan anehnya..seingat saya ekspresi yang ditunjukkan ibu saya adalah..marah? Hmm..

Waktu itu saya sepertinya mengjarapkan penjelasan lebih dari seorang ibu kepada anaknya yang memasuki fase baligh. Tapi sepertinya ibu saya tidak memberikan penjelasan yang comforting secara psikologis. Ya dijelaskan, harus memakai pembalut, harus mandi wajib, dan hal teknis lainnya. Tetapi satu hal yang saya ingat, saya tidak diberikan penjelasan bahwa saya sudah masuk fase baligh, saya sudah mulai dewasa dan lain sebagainya. Bahkan, saya ingat cerita seorang anak tetangga yang di hadiahi dengan cucian baju pertamanya setelah datang fase baligh "Nah, sekarang kamu sudah dewasa..maka sekarang kamu harus belajar mencuci sendiri pakaianmu ya Nak,". 

Mungkin saat itu belum sampai ilmu kepada ibuk, atau ibuk kaget karena saya baligh di usia yang cukup muda sehingga beliau belum siap untuk menjelaskan. Tetapi yang pasti, hal ini menjadi pembelajaran besar bagi saya. Juga menjadi keinginan saya untuk dapat mengantarkan anak-anak kelak menuju fase aqil baligh yang bersamaan dengan nyaman dan tenang. 

Memang menyiapkan akal agar tidak 'keduluan' baligh di masa sekarang ini tidaklah mudah. Banyak sekali faktor yang membuat anak-anak lebih cepat baligh dibandingkan aqil. Maka tentu saja tugas orangtua untuk mampu mengantarkan anak-anak agar mampu mennyambut masa baligh dengan akal yang sudah siap. Karena memang jika baligh tanpa disertai aqil, jadinya Ambyar!!!

Zona 7 Hari ke-14 : Berbicara Tentang Kejahatan Seksual

Gambar: www.focusforhealth.org

Pada hari ke-14, kelompok 31 yang terdiri dari IP Sumut dan IP Sungai Penuh Kerinci membawakan topik Peran Lingkungan dan Perlindungan dari kejahatan seksual. 

Kejahatan seksual seperti yang kita semua ketahui memiliki dampak traumatis kepada korban. Apalagi jika pelakunya tidak selalu orang asing, melainkan orang-orang terdekat di sekitar kita. Bukan saja menyebabkan gangguan psikologis, kecemasan, juga penyakit fisiologis, yang paling mengerikan adalah bagaimana jika korban berbalik menjadi pelaku kejahatan seksual di kemudian hari?

Ada peluang besar dimana kelak korban kejahatan seksual akan menjadi pelaku sebagai pelampiasan kemarahan. Korban ingin orang lain merasakan apa yang ia rasakan, sehingga akhirnya terjadi kejahatan seksual secara berantai.

Ingin rasanya kusimpan saja anak-anak nanti di rumah saja biar tidak perlu bertemu orang asing..

Tapi tentu saja hal tersebut tidak bisa saya lakukan. Kelak anak-anak pasti harus berbaur dalam lingkungan, harus mampu melindungi diri dan menghindari situasi yang tidak diinginkan. Maka kembali lagi, pendidikan seksualitas sejak dini memang sangat penting untuk disampaikan kepada anak. Mulai dari memberitahukan mana bagian tubuh yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh, hingga komunikasi yang baik antara anak dengan orangtua. Dan yang paling penting, diperlukan lingkungan yang juga 'melek' pendidikan seksualitas. Yang tak lagi memandang tabu hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas. Jika lingkungan di luar keluarga inti belum ideal, maka peran orangtua sangat penting untuk melindungi anak dengan memberikan bekal pengetahuan. 

Zona 7 Hari ke-7 : Pendidikan Seksual Sejak Dini

Berbicara tentang pendidikan seksualitas semula yang terlintas di pikiran saya tentu saja mainstream, melulu tentang alat reproduksi pria dan wanita. Tetapi ternyata pendidikan seksualitas terutama pada anak lebih luas daripada itu. 

Menurut hasil penemuan teman-teman di kelompok CiCiBoBa, pendidikan seksualitas bahkan dimulai dengan mengenalkan nama anak, ayah dan ibu, dan keluarga yang dimiliki anak. Wow, menarik bukan?

Saya sama sekali tidak menyangka bahwa mengenali keluarga besar merupakan pondasi awal pendidikan seksualitas pada anak. Juga sikap yang ditunjukkan oleh ayah ibu, baik karakter, cara berinteraksi kepada masing-masing anggota keluarga juga merupakan bagian dari pendidikan seksualitas pada anak. 

Selebihnya, pendidikan seksualitas yang dipaparkan adalah tentang pengenalan anggota tubuh, mana yang boleh disentuh dan mana yang tidak boleh disentuh oleh orang asing. Bagi saya pribadi, pengenalan seksualitas yang sudah diberikan kepada Atha dan Ruby adalah mengenalkan anghota keluarga, mengenalkan rasa malu, dan aurat laki-laki dan perempuan meskipun baru selintas. Selebihnya belum ada sesi pengenalan khusus, juga untuk membantu Atha mandi atau berganti baju masih banyak orang, umi, abi, mbahkung, mbah uti, juga bulik. 

Sepertinya pendidikan seksualitas kepada anak-anak sepertinya harus direnungkan kembali dan mulai disampaikan secara sadar. Agar anak-anak kelak paham dan terlindung dari para penjahat seksual!

Zona 7 Hari ke-5 : Bahagia Berkontribusi Melalui Video Pendek

Sore hari pada hari Minggu, saya dikejutkan dengan banyaknya mention hingga pesan pribadi pada aplikasi Whatsapp. Ada apakah gerangan? 
Rupanya, kabar bahagia menghampiri kelompok 7 alias CiCiBoBa (Cianjur, Cirebon Raya, Bontara, Batam). Kelompok kami terpilih untuk menyampaikan materi 2 dengan tema pendidikan seksual sejak dini!

Rupanya penanggung jawab kelompok beberapa kali 'mencolek' saya terkait video singkat berisikan nama anggota yang rencananya akan ditampilkan di akhir sesi siaran langsung. Sesaat saya kelabakan, wkwkwk..mau bikin video seperti apa, nih?

Kemudian saya segera mencuri waktu untuk fokus berpikir. Membuat draft isi slide, isi dan mengkonsultasikan kepada teman satu kelompok. Beres tentang isi, mulailah saya mengeksekusi slide penutup dengan aplikasi desain andalan di gawai: Canva!

Saya memikirkan sebuah video ucapan terimakasih yang ceria, baik warna, elemen gambar juga musik yang mengiringinya. Akhirnya sekitar sore, saya mulai mencicil pembuatan video pendek. Alhamdulillah..lewat tengah malam setelah puluhan sesi  'break' tentunya, akhirnya video selesai dibuat. Saya segera mengunggah di grup agar sewaktu-waktu dapat segera dikoreksi jika ada kesalahan. 

Keesokan harinya, grup sudah ramai. Alhamdulillah semua tanggapannya positif, tinggal merubah sedikit di beberapa bagian. Akhirnya, video singkat siap disetorkan bersama materi lain :D

*sedikit dokumentasi perjalanan pembuatan video yang berkali kali direvisi๐Ÿคฃ.

Minggu, 07 Maret 2021

Zona 7 Hari ke-4: Kabar Gembira

Yuhuuuuu! Sudah terpampang di judulnya ya, ada sebuah kabar gembira bagi kelompok 7. Setelah 3 hari lalu grup dihebohkan dengan persiapan seleksi penampilan live di platform Facebook, akhirnya hari ini kami mendapatkan informasi bahwa kelompok kami terpilih untuk menampilkan topik kedua: Pendidikan Seksualitas Sejak Dini. Dengan begitu, saatnya saya menyelesaikan tugas membuat video ucapan terimakasih๐Ÿ˜ƒ.

Hmm..kira-kira seperti apa ya nantinya? 
Sebetulnya belum ada bayangan sama sekali..hihi..
Tapi karena seluruh anggota grup sedang diliputi perasaan bahagia sekaligus bangga karena karya 'kami' terpilih, maka saya juga tertular bahagia dong! Hihi, meskipun kemarin tidak tergabung dalam tim telusur maupun penyusun materi, tapi sebagai anggota kelompok harus tetap semangat dan memberikan dukungan terbaik. 

Esok hari, saatnya memikirkan video seperti apa yang akan dibuat! Yeaaa..!!

Sabtu, 06 Maret 2021

Zona 7 Hari ke-3 : Pengumpulan Draft Naskah Presentasi

Hari terakhir dimana proses diskusi kelompok untuk menyajikan materi harus sudah berakhir. Sejak pagi WAG sudah ramain dengan teman-teman yang berdiskusi, meminta tanggapan juga menindak lanjuti setoran artikel-artikel dari para penanggung jawab. 

Untuk sementara, saya masih belum bergerak. Video ucapan terimakasih ternyata masih di akhir sesi facebook live 10 hari kedepan. Sesekali saya memantau di grup.

Sementara di siang hari teman-teman asyik berdiskusi dengan pengenalan pendidikan seksualitas berdasarkan pengalamannya masing-masing, akhirnya di sore hari, materi live sudah selesai di kompilasi. Tim penyusun materi mulai menyusun naskah live dan membuat format materi cantik untuk disajikan kepada para penonton.

Wahhh..semua sudah excited dengan hari pngumpulan esok hari! Kira-kira akan seperti apa ya live nya nanti?


Jumat, 05 Maret 2021

Zona 7 Pendidikan Seksualitas: Wow, Format Tugas dan Topik yang Luar Biasa!

Judulnya heboh ya? Hihi, di zona ke-7 ini kami disugihi dengan tantangan yang sangat berbeda dari keenam tantangan sebelumnya. Jika yang sudah-sudah tugas setiap zona dikerjakan dan dieksekusi masing-masing individu, di zona ke-7 ini kami juga diminta untuk mengerjakan secara berkelompok. Daan, Batam masuk dalam kelompok 7 bersama Bontara, Cianjur, dan Cirebon Raya! Hai teman-teman baru!๐Ÿ˜ƒ

Selama 3 hari kedepan kelompok akan berdiskusi untuk menyusun materi dan skenario tampil.

Kelompok kami memilih judul : Pendidikan Anak Usia Dini. Aku, Keluarga dan Orang di Sekitarku, yang berisikan 4 poin materi:
1. Tahu Keluarga dan Sekitar
2. Saling Menyayangi
3. Tidur Terpisah dengan Orang Tua atau Saudara
4. Waspada Terhadap Orang di Sekitar.

Pembagian tugas dan alur kerja sudah disusun, saat ini sedang membuka 'lowongan' untuk anggota tim mulai dari Penanggung jawab, Materi, artistik, dll.

Sekian laporan hari ini, menunggu keseruan yang menanti esok di hari ke-2 zona 7!

Zona 7 Pendidikan Seksualitas : Tugas Kelompok!

Hari kedua tantangan di zona ke-7, grup diskusi sudah sangat ramai oleh diskusi teman-teman.
Setelah sesaat tsunami informasi dan susah payah memanjat ke atas pervakapan di grup, akhirnya memberanikan diri berpartisipasi sebagai tim creative. Awalnya maunya bantu-bantu aja karena ada 2 slot yang dibuka, ternyata setelah saya isi, slot keduanya dihapus! Jengg..jengg..

Mau bikin apa sih? Seru banget nampaknya ya?

Jadi pada zona ini, tantangannya berbeda banget! Selain harus mengerjakan tugas berkelompok, bergotong royong, juga harus membuat penampilan live (oleh perwakilan grup).

Hari kedua ini progresnya sudah banyak, antara lain:

1. Semua slot kesempatan pasrtisipasi sebagai bagian dari proses produksi penampilan grup sudah hampir seluruhnya terisi.
2. Penelusuran materi sudah dilakukan oleh teman-teman yang mendapatkan mandat.
3. 4 materi sudah diserahkan oleh para anggota tim selusur kepada tim editor.

Yuhuu..sekian laporan hari ini. Menunggu arahan dan rembukan selanjutnya di grup esok hari!

Kamis, 18 Februari 2021

Zona 6 Hari ke-10: Belajar Membaca Jam 'Setengah'

Semoga judulnya tidak membingungkan ๐Ÿ˜…. Jam setengah itu opo sih umiiik? Jam setengah, menceplos begitu saja ketika membahasakan kepada Atha pembacaan jam 'lewat 30 menit'. Jadi jam setengah tujuh, setengah delapan dan seterusnya seperti itulah maksudnya jam setengah. 

Awalnya ragu, ini anak mudeng nggak ya kalau diajarin jam setengah? Tapi ternyata, nggak sesulit itu mengenalkan konsep jam setengah. Meskipun sempat berbagai cara dan cerita ditempuh untuk membuat Atha paham jam setengah, akhirnya umik meyadari kunci jam setengah adalah di jarum panjang yang terletak di angka 6 (kemana aja ya saya..ekwkwk). Akhirnya, berbekal pemahaman 'jika jarum panjang berada di angka 6, berarti itu jam setengah' Atha berhasil menuntaskan 1 lembar worksheet nya!

Tapi umik masih ragu nan curiga, apakah ini hanya kebetulan atau sudah paham betulan? Wkwkw..biarlah waktu dan worksheet selanjutnya yang menunjukkan jawabannya!

Zona 6 Hari ke-9 : Mengenal Angka Arab

Hari ini selain masih mempraktekkan membaca jam dan mengikuti jadwal harian, saya mengajak Atha mengenal angka arab. Metodenya sederhana saja, menggunakan coloring printable sheet untuk diwarnai. Tentu saja, Atha bersemangat karena judulnya adalah mewarnai! Sambil mewarnai, saya memberi tahu Atha bahwa ini adalah gambar angka dalam huruf arab, mulai dari 0 hingga 9. Kegiatan mewarnai juga diselingi dengan tebak-tebakan sampai Atha betah dan terlewat jam tidurnya, hehe.

Zona 6 Hari ke-8: Jadwal Harian yang Terbolak-balik

Perjalanan latihan mengenal jam masih berlanjut. Jadwal harian yang kami buat cukup membantu meskipun banyak juga yang masih meleset, hehe. Pagi hari selalu menjadi momen terbolak-baliknya jadwal harian. Yang kata sebuah lagu anak populer "Bangun tidur..ku terus mandiii..." tentu saja tidak berlaku bagi Atha ๐Ÿ˜…. Alhasil, meskipun di jadwal mandi pagi seharusnya pukul 08.00 WIB seringkali baru terealisasi di pukul 09.00 WIB atau lebih. Dengan begitu, jadwal harian mulai terbolak balik sebelum nanti jadwal membaca, makan dan tidur di siang hari.

Pagi ini, jadwal bangun pagi bisa dipenuhi meskipun kegiatan mandi mundur hingga pukul 09.30 setelah selesai makan pagi. Selebihnya selain jadwal main, tentu saja mundur sekitar 30 menit hingga 1 jam. 

Setelah kegiatan di siang hari berakhir, di malam hari Atha juga belum berhasil mengikuti jadwal tidur di pukul 22.00 WIB. Belakangan, jadwal tidur malamnya mundur hingga pukul 22.30 WIB atau 23.00 WIB. Selebihnya, untuk membaca jam pada pukul 09.00, 0
10.00, 11.00 dan seterusnya, Atha sudah mulai lancar dan memahami letak jarum panjang dan pendeknya.

Sabtu, 06 Februari 2021

Belajar Waktu dengan Membuat Schedule Board, Seru Banget!

Hari ke-3 tantangan stimulasi belajar matematika, Atha masih sangat bersemangat menagih ke umi untuk belajar. Wahh..tumben banget yaa! Ternyata rahasianya ada di tambahan alat belajar bernama printer. Atha selalu bersemangat menyambut lembar-lembar kertas yang keluar dari mesin cetak. Semakin banyak permintaannya untuk mencetak berbagai macam worksheet terkait berhitung. Kece kan? Tentu saja, wong yang dihitung gambar dump truck, sudah pasti Atha jatuh hati pada pandangan pertama..wkwk.

Di hari ke-3 ini kami sedikit terlambat memulai aktivitas. Ternyata membuat jadwal kegiatan harian membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Mulai dari mengumpulkan gambar penunjuk waktu, gambar aktivitas harian, hingga mencetak, memgguntimg dan menempelkannya semua membutuhkan waktu. Bahkan, akhirnya Atha terpaksa tidur lebih dahulu sebelum jadwal kegiatan yang kami buat selesai. 

Dari tadi umik membahas jadwal kegiatan..jadwal apa sih memangnya?

Hehe, maafkan belum dijelaskan di awal ya. Masih dalam rangka stimulasi belajar matematika dengan tema belajar membaca jam, hari ini umi mencoba membuat penerapan pembacaan waktu dengan membuat jadwal kegiatan sederhana.

Isinya apa saja?

Sesuai judulnya, maka yang dicamtumkan pada jadwal harian ini adalah hal-hal sederhana yang dilakukan sehari-hari seperti bangun tidur, mandi, makan, tidur, bermain, hingga waktu tidur kembali. Pada jadwal kegiatan ini terdapat gambar jam, gambar aktivitas dan tulisan nama kegiatan. Dengan begitu, harapannya Atha akan mampu memahami konsep waktu secara konkret berkaitan dengan aktivitas yang dilakukannya sehari-hari.

Karena Atha juga baru belajar jam, maka waktunya sengaja di buat tepat semua, jam 07.00, 08.00, 09.00 dan seterusnya. Ada juga satu waktu yang diselipkan penunjuk waktu 'jam setengah', karena slot waktunya semua sudah penuh..wkwk.

Dalam proses pembuatan jadwal ini tentu saja sebagian besar masih dilakukan oleh umi. Atha hanya mengamati dan berdiskusi tentang kapan dia akan melakukan kegiatan hariannya. Seharusnya tadi umi membiarkan Atha lebih banyak menempel, tapi karena perekatnya adalah selotip bolak-balik yang rawan lengket, maka umi malas mengambil resiko. Besok-besok Atha harus diberikan lebih banyak kesempatan untuk terlibat dalam berkegiatan.



Kamis, 04 Februari 2021

Zona 6 Hari ke-1: Mengenalkan Matematika, Kami memilih Jam!

Hari ini hari pertama tantangan di Belajar Matematika Asyiik. Meskipun anjurannya adalah tema cerdas finansial, tapi kami memilih mengambil tema jam untuk permainan kami selama 15 hari ke depan.
Kenapa jam? Karena saat ini Atha seringkali bertanya "Jam berapa sekarang, Umi?", maka saya menyimpulkan saat ini sudah waktunya Atha belajar mengenal jam.

Sebagai amunisi menyambut tantangan 15 hari ke depan, saya sebelumnya sudah mencari media pembelajaran untuk mengenal jam di internet. Beruntung, saya berjumpa dengan blog familia kreativa yang tidak hanya menyediakan materi belajar mudah mengenal jam, tapi juga lrmbar kerja untuk mengikat pemahaman Atha tentang jam nantinya. Terakhir, agar semakin mengerti tentang membaca jam, kami juga menggunakan jam dinding analog untuk belajar. Lalu bagaimana hasilnya?

Di hari pertama ini, diluar perkiraan Atha sudah mulai mengerti pembacaan jam dari pukul 01.00 hingga 12.00, lho! Padahal bayangan saya, mungkin akan sulit mengenalkan konsep waktu kepada anak. Tetapi diluar perkiraan, Atha cukup mengerti ketika dijelaskan mengenai jarum panjang, jarum pendek, juga cara membacanya. Besok, mungkin saatnya masuk mengenal 'jam setengah'. Semangat!!