Jumat, 27 Desember 2013

Hati yang Penuh Cinta

Hari ini tinggal menghitung hari saja kapan saya akan mengangkat kaki meninggalkan kamar tercinta saya. Meninggalkan jalanan yang dulu sering menjadi teman merenung sembari menatap gedung hotel di ujungnya. Meninggalkan rindu-rindu yang entah apakah cukup dimasukkan dalam kotak sepeti baju dan buku yang telah lebih dahulu kembali. Meninggalkan segala hal pertama dan terakhir dalam perantauan.

Allah sudah terlampau baik, dan bagaimanapun saya sangat berharap Dia akan selalu baik. Disini Dia menitipkan banyak cerita untuk didengar, dibaca dan dirasakan. Membuat burung, angin, dedaunan seakan selalu berbisik lembut menemani saat sendiri. Dia membawakan sahabat dari yang lalu hingga yang akan datang. Menguji cinta dan kesabaran yang seringkali tertinggal.

Allah menitipkan banyak cinta di dalam hati. Yang bagaimanapun akan ada yang datang juga pergi. Dalam rintangan Dia menunjukkan cinta-Nya, rindu munajat dengan buliran air mata. Dalam bahagia Dia merengkuh hati yang lemah, tertawa dalam tawa kita. Datang dan pergi, kembali atau selamanya aemua adalah rahasia-Nya. Juga hati yang telah terbawa oleh siapa saja, kemana saja. Saya masih belum tahu juga bagaimana mengotaki semua ini agar tidak ada yang tertinggal. Tapi sayang, jejak kaki telah berkalang tanah. Menjadi satu dengan debu, menempel di segala penjuru. Tempat ini sudah sedemikian lekat, saya telah terlambat.

Dan di penghujung pekan yang tidak lama lagi, syukur begitu membuncah di dalam dada. Apalagi yang akan saya bawa? selain cinta dari mana-mana. Bukankah dalam cinta yang jauh akan selalu terasa dekat? bukankah dalam cinta yang sulit akan menjadi mudah? bukankah dalam cinta tidak lagi ada sendiri? bukankah kelak orang-orang yang saling mencintai, mencintai karena-Nya akan dihimpun bersama di salah satu sisi-Nya? maka tidakkah saya ingin menjadi bagian dari cinta-cinta tersebut, yang kelak abadi disebut di antara para malaikat.

Cinta-Nya telah membawa saya berada di sini, hingga kini sebentar lagi akan pergi. Cinta-Nya membuat saya jatuh hati padamu, pada kalian, pada segala hal yang telah saya bagi cinta. Di sini, tempat saya menghayati, mencoba mengerti dalam sepi dan sendiri yang antara maya dan nyata. Dan disini juga ada akhir dan mula.

Ya Allah, atas nikmat yang begitu tak terhitung, atas bahagia yang membuat hati begitu buncah, atas air mata yang membuat dada lapang kembali, juga atas setiap hati yang Kau pertemukan dalam perjalanan ini, terimakasih. Syukur macam apa lagi yang bisa dipanjatkan oleh seorang hamba yang sering terlupa. Semoga Engkau tidak hilang percaya menitipkan segala, dalam asa, doa-doa dan hati yang penuh oleh cinta-cinta. Dan hingga akhirnya nanti kaki ini melangkah, pasti bukan sesal atau kesedihan yang mengiris dada. Jadikan syukur dan kerinduan atas segala yang luar biasa.

Bandung, 26 Desember 2013