Sabtu, 13 Agustus 2011

Tanah Perjuangan

Hampir genap 2 minggu saya kembali berada di sini. Bandung memang selalu penuh sesak dengan semua hal. Jadwal sesak, angkutan sesak, jalanan sesak dan alhamdulillah..masjid kampus yang selalu sesak.Terkadang berada di sini juga terasa menyesakkan, tapi tidak saat ini. Semester baru di tahun keempat baru saja dimulai, dengan jadwal yang masih saja berantakan seperti semester-semester sebelumnya. Bedanya..minggu pertama ini, entah mengapa terasa menyenangkan.

Allah memberikan saya kesempatan untuk bertemu orang-orang yang pantang menyerah, selalu berpikir optimis..hingga membuat saya mampu ikut mengendalikan diri. Sebuah kepanitiaan membuat saya tiba-tiba terlibat dengan beberapa orang yang sama sekali asing. Ya..awalnya memang sama sekali asing, namun tidak lagi ketika kini semua hampir berakhir.

Kami bertemu dalam sebuah rangkaian acara dakwah kampus. Tahun ini penerimaan mahasiswa baru bertepatan dengan datangnya bulan Ramadhan, sungguh spesial, bahkan bagi saya yang kini insyaAllah menjadi mahasiswa tingkat akhir. 

Namanya Rumah Cantik Annisaa, sebuah acara yang khusus disuguhkan bagi para 'annisaa' di kampus. Karena ini acara Annisaa..jadilah semua hanya para wanita yang bekerja. Pagi-pagi buta nyanggong di kampus, nyeret-nyeret kursi di CC timur, nempel-nempel dekor di tembok, dan harus selesai secara kilat beberapa jam saja. Sungguh, saya tidak pernah menemukan kepanitiaan yang seperti ini. Bukan apa-apa..bisa dibilang ini cukup kacau, hehe. Koordinasi yang semrawut, kurang SDM, semua yang serba mendadak, meresahkan sekali. Tapi dari situlah hikmahnya muncul. Kami pun terlibat bukan hanya secara jabatan, tapi juga secara emosional. Kami terpaksa bersatu padu saling membantu untuk mengatasi kekurangan di sana-sini.Namun, karena insyaAllah semuanya diniatkan karena Allah, semua berjalan lancar dan sangat mengesankan. Saya sangat menikmati dua hari yang ternyata sudah lewat begitu saja. Saya sempat marah, saya sempat kecewa, tapi melihat wajah-wajah tulus tanpa keluhan mereka membuat saya berhasil menahan diri. Sungguh, mengagunkan sekali semangat juang kalian. Semoga Allah menghitungnya sebagai kebaikan yang bisa menolong kita kelak ya ukhti.

Dan ketika satu orang saja merasa terinspirasi, merasa senang akan segala yang kita lakukan saat itulah segala lelah akan terbayar. Perjuangan kita memang tidak akan pernah sia-sia.
http://shintashinta.wordpress.com/2011/08/12/saya-yang-tidak-cantik/


Ukhtifillah, awalnya saya enggan menerima amanat ini. Tapi semuanya terbayar dengan senyuman kalian. Belum pernah saya mendapatkan ucapan terima kasih setulus itu. Jujur, saya terharu..bahkan kita baru bertemmu beberapa hari yang lalu. Semoga Allah mempertemukan dan mempertautkan hati kita, dan selalu menjaga kalian dimanapun nantinya. Saya bukannya tidak pernah mengeluh, hanya saja kalian melakukan hal yang jauh lebih berat dari apa yang bisa saya keluhkan:).