Minggu, 27 November 2011

Tahun Baru, Resolusi Baru!



Tahun ini sudah berakhir, kalender Masehi juga sudah hampir mencapai garis finish putarannya. Semester ganjil juga hampir pula berakhir. Saatnya mengevaluasi dan mempersiapkan rencana kedepannya..

Hampir setiap tahun saya ingin sekali membuat resolusi. Sepertinya sudah berkali-kali juga saya mencoba membuat daftar target-target saya selama satu tahun tersebut tidak 'menghilang' entah kemana. Hmm..bahkan saya lupa, awal 2011 kemarin apakah saya membuat resolusi? sepertinya tidak. Tapi saya ingat sekali, saya sempat membuat daftar resolusi di awal semester 7, dan setelah dilihat lagi masih banyak juga yang bolong!

RESOLUSI: pentingkah? kalau Anda bertanya kepada saya, saya akan menjawab PENTING SEKALI!
dengan resolusi kehidupan kita akan semakin terarah, kita punya tujuan yang jelas sehingga segala aktivitas kita juga bisa terarah dengan jelas.

Dua telapak kaki manusia akan selalu tegak (di hadapan Allah) hingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan; tentang ilmunya untuk apa ia pergunakan; tentang hartanya dari mana ia peroleh dan untuk apa ia pergunakan; dan tentang tubuhnya untuk apa ia korbankan”. [HR .at-Tirmidzi dari Abu Barzah r.a].


Hadist di atas mengingatkan saya untuk melakukan hal-hal yang terencana dengan baik. Karena apa? sesuatu yang  terencana pun akan sulit untuk dipertanggungjawabkan, apalagi yang tidak jelas juntrungannya? 


Resolusi membantu kita tetap berada di dalam jalur. Meskipun sering juga saya dibilang tidak fleksibel, hidup diatur jadwal..terkadang memang seperti repot sekali harus menepati ini-itu sesuai jadwal dan uring-uringan jika ada yang tertunda. Tapi bukankah begitu seharusnya? Amanah yang kita miliki jauh lebih banyak daripada waktu yang tersedia.


Meskipun terkadang stres dituntut memenuhi jadwal yang dibuat sendiri, tapi bukankah itu makna hidup? saya pribadi lebih merasa nyaman menuliskan apa saja yang harus dilakukan dalam satu hari. Jika sempat, di pagi hari saya akan menuliskan apa yang harus saya kerjakan, dan kembali mengevaluasinya ketika malam hari. Mana yang sudah dikerjakan, mana yang terlewatkan. Dengan begitu saya merasa telah melakukan 'sesuatu' hari ini.


Berbeda sekali jika sedang drop semangatnya. Bangun tidur telat, tidak mempersiapkan apa saja yang dilakukan dalam satu hari, hasilnya akan kacau balau. Saya akan bergerak lambat, ada banyak yang terlupakan dan waktu yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu, saya lebih nyaman untuk menuliskan segala hal, paling tidak untuk meyakinkan diri saya sendiri : Saya telah menggunakan waktu dengan baik hari inYak! kembali ke resolusi! tahun baru telah tiba. Siapkan yang terbaik untuk menjelang setahun ke depan. Harus ada yang di check list di akhir tahun. Dengan resolusi, semoga kita bisa mengevaluasi diri kita, maju atau mundurkah kita?

Jumat, 25 November 2011

Berubah Lagi

Sebagai pembuka silahkan Klik di sini terlebih dahulu tentang Rancang Bangun Ruang Terbuka hijau di jalan Tamansari. Scroll ke bawah untuk melihat postingan yang dibuka denngan dua buah foto spanduk di Taman Sari.

(Kamis, 24/11/11)
Whups..saya setengah berlari menuju pintu ketika handphone saya menunjukkan pukul 09.15 menit, telat lagi! Bergegas saya membuka pintu sambil mengecek sms yang barusan masuk. 
Cepetan berangkat, angkot ga boleh lewat loh,

Ehh?! aneh, emang ada apa? balas saya

Liat aja sendiri, ada penggusuran fotokopian,

Deggg..hari ini ya? hari ini datang juga akhirnya..

Saya sontak setengah berlari menyusuri Kebon Bibit dan menuju kampus. Benar saja, semua kendaraan dialihkan dari depan Plesiran menuju Badak Singa. Taman sari atas dijaga polisi. Saya memepercepat langkah dan melihat kerumunan polisi, satpol PP dan tentunya warga. 

Benar saja, bangunan-bangunan di sepanjang Tamansari di depan pertigaan kosan lam saya satu persatu tengah dihancurkan. Astaga... saya merutuk dalam hati. 

Saya menembus kerumunan, terpana dan membelalak melihat pemandangan tersebut. Deretan fotokopian yang kemarin masih berdiri berderet dengan tumpukan kertas dan komputer berjejer jejer itu kini TIDAK ADA LAGI. Kerumunan ini bukan kerumunan mahasiswa-mahasiswa bermuka cemas takut terlambat karena terlalu lema mengantri. Tapi lihat saja, kerumunan pertugas berseragam yang mungkin hanya menjalankan tugasnya. Saya berjalan mundur hingga lewat sedikit di ujung Gelap nyawang sebelum berbalik dan mempercepat langkah. Saya sedih..tapi saya terlambat kuliah.

Lagi-lagi gtidak ada yang bisa saya lakukan. Saya merutuk dalam hati. Sms-sms himbauan untuk membantu pembersihan terus berdatangan dan saya hanya bisa memforwardnya ulang. Semoga rama memposting info tersebut di twitter, dan menggerakkan hati teman-teman lain.

Sore, ketika saya kembali berjalan melintasi Taman Sari, seluruh bangunan sudah hampir rata dengan tanah. Berdua dengan Fifa, saya menyusuri sepanjang jalan dan masih dengan pandangan tidak percaya saya menatp puinng-puing Tirta Anugrah, Dua Saudara, Ganesha Stationery, dan fotokopian-fotokopian yang selam ini sudah sangat akrab dengan laporan-laporan, UTS, UAS, bahkan Pra TA saya. 

Fotokopian di depan Taman Hewan

Rangka besi Tirta Anugrah 

Semuanya TIDAK ADA LAGI..

Dalam perbincangan singkat dengan Fifa kami mengingat kembali apa saja yang telah hilang dalam 3 tahun terakhir..
1.burung-burung di jalan Ganesha yang kini entah kemana. Dulu, sewaktu saya tingkat satu, melintasi jalan Ganesha adalah setengah mimpi buruk di siang hari. Bau, bau, dan bau. Kotoran Kuda, kotoran burung..tumplek blek memenuhi jalan. Dan sekarang? kemana semua burung itu pergi? tidak ada yang tahu..adakah yang salah dengan kondisi lingkungan?

2. Pasar Balubur. Beruntunglah dulu Balubur begitu dekat meskipun masih jauh juga rasanya jika dari gedung TPB FSRD yang letaknya hampir sampai gerbang belakang. Kini pasar di ujung jalan itu telah dipindahkan di depan rektorat, menjadi BALTOS_Balubur Town Square, apa banget lah itu..macet dan nyampah, sampai sekarang saya belum bisa menemukan seluruh kios lengganan selam di bawah. Sedang lahan lamanya konon akan dibangung sebagai lahan parkiran.

3. Fotokopian, yak..fotokopian yang diceritakan di atas. Kini, hanya tinggal cerita. Wacana pembangunan RTH di jalanan Taman Sari mengharuskan penggusuran lapak-lapak kecil tersebut. 
"Kenapa bisa begitu saja diancurin sih?" tanya Zen sewaktu mengantar saya pulang sore kemarin,
"Udah ada rencana sih emang, sempat rame juga" jawab saya
"Tapi apa mereka gak mikir gimana dampaknya? yang fotokopi kecil gitu, karyawannya mau dikemanain?
Dan saya terdiam, sejujurnya saya juga tidak tahu, hanya bisa menitipkan doa 
Semoga mereka mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.

Dan yah..banyak hal telah berubah. Padahal hanya 3 dalam tiga tahun saja, saya yang hanya 'numpang lewat' saja merasa kehilangan, apalagi masyarakat yang mengahbiskan sepanjang umurnya di sini. Entah, apa yang mereka rasakan.

Pak Walikota, semoga apapun yang Anda putuskan untuk Bandung tidak pernah salah. Semoga RTH ini benar-benar menjadi RTH, Babakan Siliwangi pun sama..jangan nekat menjadikannya mall atau restoran. Apapun yang Anda putuskan bagi masyarakat, semoga membuat semua orang bahagia, meskipun semua orang pun akan tetap merasakan kehilangan. Ada hal-hal yang tidak akan bisa tergantikan...

Jumat, 18 November 2011

Bukan tentang artis Taiwan

Rencana berweekend bahagia di tahun terakhir belum juga terlaksana. Justru banyak yang terjadi di bulan-bulan ini. Hati saya pecah berkali-kali dan harus berusaha menatanya kembali berkali-kali pula. Sering sekali merasa terhimpit, tapi dari situlah saya belajar mensyukuri setiap detail yang terjadi. Susah, senang, gelisah, takut, hanya fragmen kecil adti rangkaian momentum yang entah akan berujung di mana. Saya mencoba untuk tetap tegak menghadang badai yang mungkin ternyata hanya semilir angin...

Allah memeberikan saya kesempatan-kesempatan yang sangat istimewa beberapa waktu terakhir. Banyak sekali yang terjadi yang bahkan tidak bisa saya urai lagi satu-persatu. Hati saya semakin kompleks, mengalami komplikasi. Tapi sepertinya saya bahagia, saya ikhlas, dan yang paling penting saya belajar nrimo, satu hal yang dari dulu sulit saya lakukan.

Saya seriiing sekali merasa sendiri. Menjadi single fighter di tengah keributan dan lalu lalang yang jarang dipedulikan orang. Berat rasanya, tapi dari sana Allah membuat saya mampu memaknai sebuah hikmah. Memahami hal yang juga berat untuk dimengerti.

Saya sering merutuk mengharap waktu luang, lupa bahwa masih banyak yang lebih sibuk memikirkan umat. Bukan memikirkan "Kapan saya bisa menamatkan Black and White yang tokoh utamanya mas Vic Zhou yang super ganteng ini?" dan "Kapan saya bisa tenang membaca novel Mitch Albom yang spoilernya super bagus itu?". Ironis memang, tapi begitulah adanya.

"Tidak semua orang diberikan kesempatan melakukan semua hal yang kamu lakukan , nak"
yang ini pesan dari bapak saya ketika beliau berulang tahun, saya bukannya mendoakan malah nitip didoakan. Saya kembali merenung, dan memang benar..akan sangat sayang sekali jika semua hal yang harus saya lakukan ini berakhir sia-sia hanya karena saya memilih mas-mas ganteng di film Taiwan. Ya Allah, kuatkan hamba, berikanlah hamba kekuatan untuk mengimani setiap sabdaMu. Bersama kesulitan, terdapat kemudahan...

Sabtu, 05 November 2011

Malam Minggu Lagi, Ditemani Takbir

Saya lagi-lagi masih terpaku di depan laptop menyelesaikan editing beberapa tulisan. Suara Takbir memenuhi udara kamar saya yang masih terasa sangat dingin. Bandung gerimis sejak siang, meninggalkan basah, mengunci saya di dalam kosan. Saya sih..senang-senang saja. Hujan itu barakah.......

Besok Idul Adha. Lagi.
Berarti ini yang keempat kalinya saya menjelang Hari Raya di Bandung. Awalnya besok saya mau sowan ke rumah kakak, tapi sepertinya batal. Beliau ada acara, saya sih..santai saja. Toh, masih banyak pula yang harus saya kerjakan.

Suara takbir ini bukan hanya terdengar sayup-sayup. Tapi lantang, lantang terdengar entah dari mana saja..Yang jelas, ramai. Malam yang biasanya sunyi senyap kini dipenuhi seruan asma Allah, menentramkan. Syang sekali sejak tadi saya tidak berkesempatan menyimaknya dengan khusyuk. Saya diburu waktu, klise bukan? tapi benar, jika boleh memilih saya pasti akan memilih duduk terpekur menyimak takbir. Meskipun takbir selalu membuat saya rindu kampung halaman.

Saya ini anak desa. Lahir dan besar di sebuah desa di kota kecil, dimana surau-surau selalu hidup ketika malam hari raya. Dimana subuh masih menyuarakan kokok ayam di sela adzan. Ritme hidup teratur, tenang tanpa ancaman. Yah..jadi terkenang-kenag masa lalu. 

Dulu saya selalu bangun pagi-pagi ketika hari raya. Cepat-cepat mandi karena tak sabar memakai baju baru. Setelah siap, saya langsung melesat ke rumah tetangga, menunggu untuk berangkat bersama. Ramai-ramai saya dan teman-teman kecil saya akan berjalan menuju masjid, merencanakan hari ini mau kemana. Libur, itulah salah satu berkah hari raya yang selalau saya tunggu. 

Haa..jadi ingat mereka. Teman-teman sepermainan saya sewaktu masih kecil. Sudah lama sekali sepertinya tidak salaing menyapa. Bahkan saya tidak tahu di mana mereka sekarang. Kabarnya, banyak yang merantau juga seperti saya.

Teringat juga teman-teman seperjuangan di SMP dan SMA, dulu ketika Idul Qurban, seru sekali memotongi daging bersama. Anyir..tapi terkalahkan dengan wajah-wajah penuh harap yang tersenyum lega demi menerima kantong-kantong berisi daging. Allah punya cara-Nya sendiri untuk meratakan kebahagiaan dengan membagikan berkah.

Hhh..malam semakin dingin, hari ini saya cukup lelah menatap layar. Masih..masih ada suara takbirnya. Sepertinya mematikan lampu dan menikmati takbir di balik selimut merupakan ide yang cukup bagus. Malam ini malam minggu. Lagi. Dan tidak ada yang saya lakukan. Lagi.

Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu Akbar..ampunilah dosa-dosa hamba 2 tahun yang lalu dan dua tahun berikutnya. Semoga di tahun mendatang hamba telah mampu ikut berkurban, menunaikan ibadah demi mengharap Ridha-Mu.

Rasulullah ditanya: "Wahai Rasulullah, apakah Qurban itu?", Rasulullah menjawab : "Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim," Kemudian mereka kembali bertanya: "Apa keutamaan yang kami peroleh dengan qurban itu?" Rasulullah menjawab: "Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan," Mereka kembali bertanya: "Kalau bulu-bulunya?" Rasulullah kembali menjawab: "Setiap helai bulunya juga adalah satu kebaikan" (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)