Kamis, 26 September 2013

Live Your Live!

Ketika datang pagi menjejakkan kaki. Berdiri, menyesap udara, mengenali suara, meraba-raba dunia.
Berbisik lirih pada angin ,"hari ini akan sangat luar biasa"
Sayup ragu mengiring langkah, mencoba membungkus udara dengan ketakutan.
Orang-orang bilang jalanan setapak di depan menuju hutan.
Gelap dan penuh rintangan.
Sedang perjalananku hanya sekali. Berawal dari sini dan berakhir entah dimana.
Kau ingin tahu?
Aku bahkan juga tidak tahu.
Sejenak kuheningkan cipta. Meredakan riuh di dalam kepala yang bertanya-tanya mau kemana.
Aku telah memilih, dan karenanya aku harus terus melangkah.
Perjalanan ini hanya satu kali, tak menawarkan jalan kembali. Tapi ada banyak persinggahan, juga akan ada persimpangan. Aku akan mulai berjalan, dengan atau tidak bersisian. Kita pasti akan bertemu, entah dimana entah kapan.
Perjalanan ini hanya satu kali. Hanya satu kali.

Senin, 09 September 2013

Jalan-Jalan: Masjid Al Irsyad, KBP

Wuhuu..perjalanan menyusuri Floating Market di Lembang belum cukup membuat kami menyerah menghabiskan sisa hari Minggu. Seorang teman yang kebetulan memiliki rumah di kawasan perumahan KBP, Padalarang mengajak kami untuk ikut berkunjung. Wah, kesempatan yang sayang untuk dilewatkan! Bukan saja karena saya belum pernah mengunjungi rumahnya, tapi juga di kawasan perumahan elite tersebut terdapat sebuah masjid yang terkenal unik karena mihrabnya yang tak berdinding. Yak, tanpa dinding, jadi langsung menghadap ke hamparan halaman menghijau. Berikut sekilas foto-foto Masjid Al Irsyad di KBP.

Wajah depan Masjid Al Irsyad, Dinding batako nya disusun membentuk kaligrafi
Selasar menuju tempat wudhu-nya cakeeep
Halaman di samping belakang masjid
Bagian belakang mihrab
Mihrab tak berdinding yang langsung menghadap view pegunungan

Batu dengan ukiran tulisan Allah di tengah kolam di depan mihrab 
Lampu di langit-langit dengan tulisan Asmaul Husna
Secara keseluruhan, masjid ini memiliki konsep arsitektur yang sangat menarik. Didepan mihrab imam, terdapat kolam lengkap berisi ikan yang berkecipak-cipak. Batu bulat bertuliskan asma Allah terletak di tengah-tengah kolam  bisa dengan gagah. Hamparan rerumputan hijau dan bayangan pegunungan menjadi pemandangan yang sangat menenangkan. Sayang sekali, keindahan tersebut tidak dapat dinikmati dengan leluasa dari shaf jamaah wanita karena adanya hijab. Namun secara keseluruhan keindahan masjid dengan arsitektur yang bisa dibilang modern-minimalis ini cukup menarik perhatian. Silahkan mampir jika berkesempatan mengunjungi KBP di Padalarang :).



Jalan-jalan: Floating market

Minggu kemarin akhirnya wacana jalan-jalan akhir pekan kembali terealisasi. Kali ini tujuan kami masih di sekitaran Bandung, tepatnya di kawasan Lembang.

Floating Market adalah sebuah objek wisata keluarga yang bisa dibilang baru. Terletak di jalan raya Grand Hotel, tidak jauh dari pasar Lembang Floating Market cukup mudah ditemukan. Areal parkiran cukup luas, namun masih berupa hamparan tanah berbatu. Teman saya sempat terpeleset ketika akan memarkir motor, untung saja tidak sampai terluka.
Situ (Danau) di area Floating Market
Tiket masuk kawasan terjangkau, hanya 10 ribu rupiah+2 ribu rupiah untuk parkir motor. Tiket pun dapat ditukar dengan segelas minuman ketika di dalam area foodcourt. Segera setelah masuk ke dalam area foodcourt yang memang menjadi tujuan utama kami, kami melakukan survey kecil-kecilan untuk mengetahui kisaran harga makanan. Hal ini dilakukan untuk mengira-ngira berapa uang yang harus kami tukar dengan koin khusus. Dengan koin khusus? Koin khusus apakah gerangan?

Nah, inilah salah satu keunikan Floating Market. Selain sesuai dengan namanya 'Floating Market', dimana para penjual makanan di kawasan ini membuka lapak di atas perahu-perahu kecil yang megambang di permukaan danau, ketika bertransaksi pengunjung hanya bisa melakukan pembayaran dengan koin khusus. Nominal koin tersedia dalam pecahan 5 ribu, 10 ribu dan 20 ribu. Jadi untuk dapat menikmati berbagai jenis kuliner, pengunjung harus menukar mata uang rupiah dengan koin khusus ini.
suasana di Pasar Apung 'Floating Market' saat pagi hari
Meja-meja untuk menikmati hidangan 
Rumah apung di tengah danau
Setelah menemukan menu yang diincar, kami segera menukarkan uang dengan koin dan mencari tempat duduk yang nyaman. Karena masih pagi, cukup banyak tempat duduk yang kosong. Segera setelah itu kami menukarkan potongan kupon dengan minuman hangat. Saya memilih coklat hangat dan memesan tahu mendoan sebagai cemilan sebelum keliling di area sekitar foodcourt. Setelah kenyang dengan tahu dan coklat hangat, saya dan teman-teman sepakat untuk menyewa perahu. Memang, di situ (danau) yang sama, disewakan pula berbagai macam alternatif permainan seperti sepeda air, kano dan perahu. Dengan membayar 70 ribu rupiah, kami berkeliling dengan mendayung perahu. Ini adalah pengalaman pertama saya mendayung perahu, yah meskipun di kolam dan bukan di arus sesungguhnya tetap saja terasa seru! Kami berempat harus kompak agar perahu bisa maju ke arah yang diinginkan, tabrakan antar perahu memang kadang terjadi tapi it's okay! Kami berhasil berkeliling dengan sukses.
'Pelabuhan' Perahu, kano dan sepeda air
Lalu lintas air di kawasan wisata perahu

Puas dengan perahu, teman-teman saya ingin sekali mencoba sholat dzuhur di mushola yang mengapung. Tapi apa daya..rupanya mushola sudah penuh sesak bahkan hingga miring akibat muatan berlebih. Akhirnya kami harus puas sholat dzuhur di 'mushola darat'. Lanjut ke area taman di sekitar danau, sesi foto-foto dimulai, hampir di setiap sudut Floating Market cantik untuk dijadikan background foto, jadilah kita foto-foto sampai puas.
Mushola apung di atas danau
Setelah dari areal taman, kami lanjut ke kawasan souvenir dan rumah apung yang ternyata juga disewakan. Sayang sekali kami tidak bisa mencoba masuk karena ada perbaikan pada beberapa bagian. Setelah puas berkeliling, akhirnya kami kembali ke areal foodcourt untuk menghabiskan sisa koin yang belum di tukar. Wah, semakin siang rupanya semakin ramai. Pengunjung tumpah ruah di kawasan perahu apung yang menjual makanan. Akhirnya saya mendapatkan segelas es tapai dan satu porsi bakso bakar. Setelah tandas, akhirnya kami 'turun gunung' meninggalkan Lembang, bergabung mengular menyusuri kemacetan.

Sampai jumpa minggu depan dengan edisi: Maribaya. Doakan saja rencana trip Maribaya terealisasi ya!