Sabtu, 11 Juli 2020

Cerita Pengalaman Pertama

Dalam hidup, akan selalu ada saat-saat yang di sebut pengalaman pertama. Sebuah momen krusial, yang bisa saja merupakan sebuah turning point. Perubahan, menuju kemana saja yang diharapkan jauh lebih baik. Bahkan di tahun 2020 ini, ada banyak sekali hal pertama yang sudah terjadi. 

Setengah tahun sudah berlalu. Meskipun begitu, tahun 2020 sudah meninggalkan banyak sekali kesan mendalam. Setidaknya ada 8 pengalaman pertama yang sudah saya alami hanya dalam kurun waktu 6 bulan. Mulai dari yang iseng, hingga menyangkut perubahan cara hidup. Mulai urusan dapur hingga lingkungan, semua ada yang baru. Ada yang penasaran apa saja pengalaman pertama yang sudah saya alami selama setengah tahun kebelakang?

8 Pengalaman Pertama di Pertengahan Tahun 2020

1. Membuat Eco Enzyme Sendiri
Sekitar awal Maret lalu, tepat sebelum kebijakan Lockdown ditetapkan oleh pemerintah saya mengikuti workshop membuat eco-enzyme. Lalu satu minggu kemudian jadilah saya mulai membuat eco enzyme, dari sisa kulit buah dan sayur. Selengkapnya ada di tulisan saya mengenai eco enzyme di sini. Seharusnya akhir bulan lalu, proses fermentasinya sudah selesai dan bisa dipanen. Tapi rupanya belum sempat juga memanen, insyaaAllah segera dipanen dan dituliskan reportasenya.

2. Eksperimen Lubang Biopori
Lubang biopori merupakan salah satu jenis komposter yang bisa digunakan untuk mengubur sampah organik baik hewani maupun nabati. Sebelum memiliki komposter ember, saya memasukkan sampah sisa dapur (termasuk tulang, sisik, kulit dan sebagainya) dan sisa makanan matang dalam lubang biopori yang nantinya akan menghasilkan kompos. Eksperimen ini belum saya tinjau lagi keberhasilannya karena sudah tertutup tanah, haha. Setidaknya masih perlu waktu 1 bulan lagi dari perkiraan waktu 3 bulan untuk memanen hasilnya.

3. Mengolah Sampah Dapur dengan Komposter Felita
Komposter ember dengan merk dagang Felita ini saya pilih dengan alasan tampak lebih mudah dan praktis. Ini langkah kedua saya dalam rangka menuju pola hidup minim sampah, setelah melakukan diet kantong plastik sejak akhir tahun lalu. Namun pada prakteknya ternyata saya masih belum sepenuhnya konsisten untuk memasukkan sisa sayuran ke dalam komposter. Apalagi sejak komposter dipindahkan ke luar karena rembesan air lindi yang berbau busuk, semakin lah saya sering menunda memasukkan sisa sayur dan kulit buah  ke dalamnya. Kabar terbaru komposter minggu lalu baru saja ditambah organik cokelat karena rupanya sudah muncul banyak belatung. Mengompos ini adalahbsalah satu pengalaman yang menantang lho rupanya!

4. Mencoba Resep Donat Tanpa Telur
Ini yang namanya mau kenyang tapi modal minimal, haha! Sempat ada masa saya tertarik dengan aktivitas dapur karena banyak melihat postingan teman-teman yang rajin bereksperimen membuat berbagai macam makanan selama masa Work From Home (WFH).  Saya sempat latah mencoba beberapa resep camilan mudah, salah satunya yaitu donat tanpa telur anti gagal. Menarik banget kan judulnya? Tapi ternyata percobaan pertama gagal karena ragi yang belum berbusa sudah saya tuangkan ke dalam tepung. Untung saja, setelahnya saya sempat 2x berhasil membuat donat yang edible meskipun akhirnya pake telur dan kentang. kesimpulannya..no more bikin donat! Haha!

5. Membuat Klepon Gula Merah
Kali ini salah satu percobaan yang berhasil dibuat tanpa ada banyak drama. Ternyata kudapan yang terbuat dari tepung tapioka dan gula merah ini cara membuatnya cukup mudah dan sederhana. Hanya dengan mencampur semua bahan, diuleni hingga kalis, diisi gula merah dan dibentuk bulat. Sudah deh, tinggal rebus dan tunggu hingga mengapung. Sajikan dengan parutan kelapa lebih nikmat!

6. Membuat Macrame Wall Hanging
Pengalaman pertama selanjutnya yang membuat saya bangga adalah dengan membuat macrame sendiri! benar-benar dari awal memotong benang hingga sekarang tergantung manis di dinding ruang tengah. Sebuah pencapaian bagi saya yang selalunya malas berurusan dengan kerajinan tangan! Tapi akhirnya, saya berhasil punya sebuah karya :D

7. Vaksinasi di Tengah Situasi Pandemi
Cerita mengenai vaksinasi di tengah pendemi ini juga sudah saya tulis secara lengkap di sini. Sebuah pengalaman yang saya harap tidak terjadi lagi. Rasanya benar-benar campur aduk. Khawatir, cemas, tapi sekaligus ingin tahu. Rupanya penerapan jaga jarak belum cukup efektif, sehingga saya harus berinisiatif sendiri untuk menghindari kerumunan. Padahal semenjak virus covid-19 ini merebak, saya belum lagi mengajak anak-abak ke keramaian. Bahkan sampai sekarang saya masih belum berani mengajak Ruby ke tempat umum. Semoga bulan depan ketika  jadwal vaksin keadaan sudah membaik. 

8. Membuka kelas Desain Daring
Last but not least. Sebuah pengalaman berharga berikutnya adalah keberanian saya untuk nekat berbagi ilmu pada teman-teman. Meskipun awalnya tidak percaya diri, tapi saya benar-benar tidak menyangka responnya sungguh positif! Dan saya sangat menikmati proses sharing di kelas daring tersebut. Terimakasih teman-teman sudah menyemangati saya hingga akhirnya terselenggara kelas pertama. InsyaaAllah akan ada Batch 2 kelas desain daring. Apakah ada yang mau ikut? Iklan terselubung nih, haha!

2020 baru setengah jalan. Saya sungguh tidak sabar menunggu kejutan-kejutan berikutnya. Pengalaman pertama selalu menjadi yang paling berkesan bukan?