Minggu, 26 Agustus 2018

Dua Tahun Membersamai Atha

Kemarin, akhirnya Atha sudah dilantik secara tidak resmi menjadi batita.  Mamak semakin pusing dengan PR menyapih dan toilet training. 

Alhamdulillah,  sampailah kami pada titik perjalanan dua tahun membersamai Atha.  Bagi saya pribadi,  dua tahun ini berlalu seperti hanya sekejap mata.  Days are long,  but years are short.

Rasanya seperti baru kemarin menimang-nimang bayi dengan perasaan campur aduk.  Bertanya-tanya kepada diri sendiri apakah saya sanggup membesarkan seorang anak. Akhirnya selama dua tahun ini saya banyak sekali belajar,  kami,  saya dan Atha sama sama banyak belajar.

Perjalanan menjadi orangtua tentu saja masih sangat panjang. Setiap fase pertumbuhan memiliki tantangannya masing-masing.  Baru saja kemarin mamak memusingkan perihal milestone kemampuan motorik kasar dan berbicara.    Setelahnya pasti akan lebih banyak lagi proses tumbuh-kembang yang harus dipantau dan difasilitasi agar dapat berkembang secara maksimal. 

Belakangan,  saya dibuat kagum dengan perkembangan kata-kata, emosi,  juga motorik kasar Atha.  Di usianya yang menjelang dua tahun kemarin,  Atha semakin berani bereksplorasi dalam kegiatan motorik kasar.  Memanjat,  melompat,  ayunan, naik turun tangga,  menggayuh mobil-mobilan. Pelafalan Atha dalam menyebut benda juga perlahan berubah semakin jelas.  Meskipun belum bisa merangkai satu kalimat utuh,  Atha mampu memberikan potongan kata untuk menyampaikan apa yang dia maksud seperti sapi,  moo.  Rumput,  makan.  Atha juga kian ekspresif,  meskipun satu-dua kali terjadi tantrum akibat kurang pahamnya kami sebagai orangtua dalam menerjemahkan keinginannya.  Saya selalu berusaha tidak berbohong ketika mengalihkan keinginannya,  juga berusaha menyebutkan emosi yang sedang Atha rasakan ketika marah,  sedih,  atau senang. 

Tugas saya sebagai seorang ibu masih sangaaaat panjang. Membersamai seorang anak dalam masa pertumbuhannya bisa jadi melelahkan,  tapi saya sangat bersyukur.  Allah memberikan kesempatan untuk secara penuh mendampingi dan mendidik Atha sepenuhnya. Meskipun menjadi ibu bukan tugas yang ringan,  perlu berkali kali menghela nafas panjang, menimbang,  mengambil jeda untuk mengatur emosi, tetapi sebuah nikmat yang luar biasa. 

Terimakasih Atha atas setiap senyum,  peluk dan cium yang Atha berikan kepada ummi.  Meskipun ummi bukan ibu terbaik di dunia,  ummi selalu berusaha enjadi yang terbaik untuk Atha.  Barakallah fii umurik nak,  semoga kita bisa sama-sama berproses dalam kebaikan untuk berkumpul kembali kelak di surga-Nya.

Kamis, 02 Agustus 2018

Athafariz Almost 2 YO!!

Whoaaa!!  Udah Agustus aja!
Dalam hitungan minggu si bayik udah mau 2 tahun,  saatnya menyapih dan toilet training (dan ngasih adek? Ups).  Nah,  society udah pada sibuk masalah sapih menyapih nih.  Daku meskipun sudah sounding dari satu bulan yang lalu masih slow mode On sebetulnya.  Rasanya masih belum sepenuhnya siap untuk melepaskan diri dari ritual menyusui,  ada ketakutan jikalau nanti bonding dengan si bayi berkurang. Belum lagi perubahan hormon ketika ibu tak lagi menyusui konon membuat emosi bergejolak,  hingga merasa 'kurang cinta' lagi kepada si bayi. 

Perihal sapih menyapih ini katanya membutuhkan kesiapan dari kedua belah pihak.  Tapi sepertinya si bocah nggak siap-siap,  mamaknya pun nggak yakin mau kapan mulai menyapih.  Sementara rencana saya akan mulai menyapih ketika usianya sudah pas 2 tahun,  dengan menggunakan metode Weaning With Love (WWL).  Sounding perihal berhenti menyusu ini sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu sebetulnya,  meskipun baru betul-betul saya coba sampaikan setiap Atha minta nen baru satu bulan yang lalu.  Lalu bagaimana responnya?  Sebetulnya sudah mengerti ya mamaknya ngomong apa,  terkadang setelah dibilang "Atha sudah besar,  nggak nen lagi ya" dia akan terhenti sambil mendengarkan, lalu tak lama menutup baju saya "tup,  tup (tutup) " katanya.  Kadang juga lanjut we... Santay sambil cengengesan lanjut sebelahnya..
Mamak pun akhirnya agak resah juga.. Wkwk.

Saya pribadi berencana mencoba WWL baru nanti kalau tidak berhasil berubah ke metode WWF alias weaning with force!  Hahah.. Habis support sistemnya kurang mendukung nih,  bumer dan paksuami meskipun saya pernah mengutarakan nggak mau pakai metode oles jamu pahit atau kasih merah-merah atau pisah paksa masih saja terus2an mensounding kepada Atha kalau nanti Atha nggak booeh bobok sama ummi lagi (saya aja sedih dengernya huu..)  sepertinya keluarga masih berharap kalau saya menyapih dengan metode tradisional.  Sementara saya masih santai tebalkan telinga saja jika perihal sapih ini diangkat,  saya jawab.. "nanti,  kalau sudah 2 tahun".

Lalu udah toilet training kah mak?

Belum!!  Haha, mamak belum sanggup.. Masih mengumpulkan nyali karena sekali maju seharusnya nggak boleh mundur lagi agar anaknya nggak bingung.  Harapan mamal sih sebelum 2 tahun Atha sudah lulus TT baru lanjut sapih dan baru promil lagi.  Bukan rahasia lagi kan kalau biasanya bapak-bapak nih minta cepat aja nambah adek,, padahal ibuk-ibuknya nih masih pengen rehat dulu barang sebentar. Saya pribadi ingin sekali segera menambah anak,  dengan catatan Atha sudah lulus TT dan sapih,  sehingga minimal seminggu dua minggu saya bisa kembali merasakan nikmatnya tidur nyenyak di malam hari.. Hahaha. Beneran deh,  kayanya nggak sanggup kalau mabok ngidam sembari TT atau begadang nyapih Atha.  Bisa drama bombay nanti mamake.. Karena susahnya hamil dan ngurus anak itu hanya mamak yang tau gimana legitnyaa.. Wkwk

Tapi ya semua kembali pada Takdir Yang Kuasa, mamak sih cuma berencana.

Semoga semua yang direncanakan dapat berjalan lancar. Semangat membersamai Atha di tahun-tahun ke depan!!