Senin, 31 Desember 2012

Datang dan Pergi

Angka tahun sekejap hendak berganti.
Ada yang akan datang mungkin, tapi yang sudah pasti akan ada yang pergi.
Esok pagi ketika matahari tepat muncul di pagi pertama, hari pertama di jeda hitungan yang baru, kamu, aku atau siapapun akan saling melepas.
Entah dalam langkah yang mengiring,  namun yang pasti lantunan doa lah yang akan membumbung ke langit.
Dengan atau tanpa tetesan air mata, akan ada yang datang dan akan ada yang pergi.
Entah harus pada awal atau penghujung masa, semua pasti akan terjadi.
Berapa banyak hari yang kita tertawakan atau tangisi.
Tapi semua hanya hitungan waktu dan deretan angka yang akan berlalu.
Pastikan dalam setiap hilangnya terdapat jejak berarti, bukan hanya untuk kita, tapi untuk semua.
Kita akan masih saling beriringan meski tidak bersisian.
Sebanyak dan seberat apa semua hal yang kita miliki, adalah sebuah hal yang tak sedikitpun berat untuk terus dibawa.
Aku, kamu, kita atau semua, dan segala hal yang telah kita lalui.
Selamat menjejakkan langkah baru di hari yang baru.

Untuk Muti, sahabat tujuh belas tahun dan semoga selamanya. Stay strong, selamat berjuang dimanapun. Terimakasih atas segala hal yang telah kita lakukan bersama :)








Selasa, 25 Desember 2012

Menurut Lo, Ini Piknik?

Kisah pelarian dua pejuang TA dan seorang calon pejuang TA. Di tengah masa pengumpulan data, dengan meninggalkan laporan yang terlantar di kosan. Ini adalah kisah hampir satu semester yang lalu...

Skip lah dengan segala cerita tentang bus yang berangkat pukul 07.00 pagi meskipun kami sudah standbay sejak pukul 05.30. Atau adegan diteriaki kernet bus yang salah paham atas gelagat -pengen ke Indomaret- sebagai -Iya bang, kita mau naik-. Serta perjalanan dibawah langit biru cerah yang super terik. Ini cerita setelah kelaparan terlambat makan siang.

Ya, saya yang palin bersemangat pergi ke Cirebon untuk jalan-jalan dan makan-makan. Yang paling semangat mencari rute kendaraan umum sejak dari Bandung hingga akses transportasi di sana. Mendaftar termpat wisata dan makanan khas di agenda. Menurut Lo ini piknik? haha..peduli amat! Sweet escape ditengah badai asistensi menuju preview selanjutnya.

Perlu diketahui, sejak awal saya begitu ngiler ingin mencicipi empal gentong, nasi jamblang, dan beberapa makanan khas Cirebon lainnya. Maka begitu urusan bengkel-membengkel selesai, kami segera menuju warung rekomendasi yang katanya menjual empal gentong dan nasi jamblang yang mantab jaya. Yess, wisata kuliner dimulai!

Setelah beberapa saat mencari-cari warung yang dituju, rupanya nasib baik belum mau berkompromi. Gagal sudah menuju warung rekomendasi karena kami bertiga have no clue sedang di mana dan menuju ke mana. Jadilah kami makan nasi jamblang di warung kaki lima yang bahkan dipilih secara acak berdasarkan variabel rame-atau tidaknya warung tersebut. Kalu rame kita hengkang, terlalu lapar untuk mengantri berebut piring kosong.

“Carilah pengabulan doa pada saat bertemunya dua pasukan, pada saat iqamah shalat, dan saat turun hujan.” (HR. Al-Hakim).


Read more: http://nuurislami.blogspot.com/2012/12/bersyukur-dan-berdoa-adab-muslim-hadapi.html#ixzz2G3tttFE4

Konsentrasi 'menggarap' nasi jamblang ;p

Kita, yang sama sekali tidak tahu menahu apa itu nasi jamblang, sempat ber -ooh- ria ketika melihat deretan baskom berisi berbagai macam lauk yang terhampar di atas meja. Sebenarnya saya juga masih nggak ngerti nasi jamblang itu apa bahkan setelah habis melahap satu porsi, haha. Yang jelas, pokonya ada nasi yang dialasi daun jati ketika dihidangkan, terus ada macam-macam lauk dari tahu tempe telor ati ampela dan lain-lain serta berbagai sayur bersantan berwarna dominasi merah-oranye itu yang dengan takut-takut saya cicipi dulu, inspeksi pedas atau tidak, hehe.

Setelah kenyang, kami bertolak menuju lokasi piknik yang terjangkau dari warung nasi. Tampak nggak niat banget ya pikniknya? hahah..maklum lah, hari semakin sore dan kita kehabisan waktu. Akhirnya kami memutuskan untuk menuju keraton Cirebon via angkot. Setelah sampai, ternyata keraton-nya sunyi senyap. Tapi yasudahlah, lanjut saja..dengan ditemani sorang guide yang menjelaskan panjang lebar cerita tentang keraton dan isinya kami mulai berkeliling.

Sebenarnya saya sudah lupa nama bagian-bagian keraton. Berikut beberapa foto yang pastinya tanpa penjelasan detail =_=, yang sempat diambil dalam perjalanan tersebut.




Sedikit yang saya ingat tentang batu pada foto di bawah. Pokoknya waktu itu kami diminta untuk mencoba mengukur panjang batu dengan jengkal. Dan memang dicoba tiga kali dengan tangan yang berbeda hasilnya juga berbeda. Lha terus? yah saya juga lupa kenapa. Yang jelas konon, hasil pengukuran tersebut bisa digunakan untuk mengetahui nasib kita kedepannya. Saya cuma cengengesan saja mendengarnya. Bagi saya nasib itu sepenuhnya ada pada ikhtiar kita dan ketentuan Allah :).

Selain fenomena 'mengukur batu' ada juga sumur yang konon airnya jika digunakan untuk membasuh muka akan menjadikan wajah awet muda. 


Ada juga kereta kencana yang menurut saya kondisinya kurang terawat. Bisa dilihat juga pada foto, selain berada di tempat yang cukup terpencil, kereta yang konon juga keramat ini hanya ditemani dedaunan yang alpa disapu serta bekas tanah becek di sana-sini. Padahal bisa jadi, kereta ini peninggalan sejarah yang penting dan bernilai tinggi.


Terakhir adalah bangku batu di taman depan yang katanya juga tidak kalah mistis yang saya lupa lagi kenapa bisa jadi mistis.



Di akhir perjalanan ada gapura yang membuka jalan menuju sebuah situs mirip candi tapi berukuran kecil.  Setelah ini, kami segera mengakhiri perjalanan singkat di Cirebon dan kali kembali ke dunia nyata. Oh iya, dalam perjalanan pulang kami sempat oper bus karena, bus yang kami tumpangi mogok di jalan. Sekian catatan perjalanan menuju Cirebon di tengah badai TA.


Jumat, 14 Desember 2012

sumber: jimmz.wordpress.com

Ini katanya foto sebelum puncak Mahameru. Kata orang, apapun bisa terjadi di gunung, ketika naik gunung, sifat asli seseorang akan muncul. Dan konon, kebersihan hati menjadi salah satu faktor penting untuk bisa menememukan jalan menuju puncak. Mungkin karena gunung itu posisinya tinggi, jadi lebih dekat pula dengan yang Maha Tinggi. 

Ya Allah, tahun 2013 ini saya ingin merasakan luar biasanya pengalaman mendaki gunung. Ini bukan resolusi yang terlambat atau terlalu cepat, hanya sebuah doa yang terbersit berkali-kali di kepala sepanjang beberapa tahun terakhir. Jika memang rezeki, kabulkanlah dengan cara yang terbaik Ya Allah. 

Kamis, 13 Desember 2012

Curhat: Ujian Kenaikan Tingkat

"Anggap saja ini ujian kenaikan tingkat,"
Ujar ibu kos sambil tersenyum dan meninggalkan saya nyengir di dapur. Pagi hari, sangat pagi bagi ukuran saya yang biasa memulai mengangkat piring pukul sembilan ini.

Menjalani rutinitas setelah hampir satu semester penuh, atau tiga tahun terakhir bahkan? hidup saya tidak ada yang rutin, rasanya adalah..sesuatu banget. Allah memberikan saya kesempatan menimba pengalaman di sebuah tempat baru dengan orang-orang yang hampir seluruhnya baru, meskipun dengan pekerjaan yang relatif sama. Dan semuanya terjadi begitu saja, begitu cepat dan sulit diatasi, haha. Bahkan hingga saat ini, kemampuan saya untuk beradaptasi masih begitu rendah, bisa dibilang tersengal-sengal kalau diibaratkan berlari.

Mengarungi lautan manusia setiap pagi rupanya bukan perkara mudah. Belum lagi kesaktian saya mengendarai motor belum seluruhnya pulih. Dibutuhkan kehati-hatian yang sangat ekstra, serta stok doa yang juga ekstra untuk bisa terus melaju -sedikit kencang- setiap harinya, pagi dan sore. Mengulang prolog yang ditulis di awal, bahwa semua ini anggap saja sebagai ujian kenaikan tingkat. Meskipun saya hanya bisa nyengir sambil cuci piring setelah gubrak-gabruk menyiapkan sarapan dan bekal, tapi sembari mencucui piring entah mengapa jadi terpikirkan. Iya ya, hidup kan terus berjalan..pasti ada kondisi baru dan tantangan baru.

Dengan status baru, tanggung jawab baru, dan peran yang baru, pasti akan ada hal yang berubah, tingkat kesulitan yang berubah, serta perubahan-perubahan lainnya. Bukankah dinamika tersebut yang justru membuat kita semakin 'hidup'? Jika semua dipandang sebagai masalah, tentu seorang manusia hanya akan disibukkan dengan ketakutan dan perasaan terbebani. Hmm..kalau begitu anggap saja ini wahan baru, tantangan baru. Ketika terdapat sebuah tantangan, maka akan ada upaya untuk menghadapi tantangan tersebut. Dan hasilnya, ketika berhasil menaklukan sebuah tantangan, maka tanpa diisadari seorang manusia baru saja berhasil menyelesaikan 'ujian kenaikan tingkat' untuk menjadi seorang manusia yang lebih baik.

Memang tidak ada lagi sarapan sambil leha-leha nonton running man, atau menyimak berita di Yahoo. Tidak ada lagi "jam berapa aja, gue bisa kok," serta hak-hak prerogatif lainnya seperti sebelumnya. Tapi dengan begini jadi harus belajar tanggung jawab, mengatur waktu, menentukan skala prioritas, menata hati, dan banyak lagi pastinya. Setelah dipikir-pikir lagi sangat seru sekali hidup ini :D. 

Meskipun masih harus banyak yang diperbaiki di sana-sini, insyaAllah semua bisa diatasi. Menormalkan hari-hari liburan mungkin masih belum seluruhnya. Tapi semuanya adalah sebuah proses pembelajaran. Meskipun agak sambil nyengir bilangnya, tapi tetep lah..everyday is holidaaay ;p