Senin, 13 Agustus 2012

Happy Graduation, Fellas

Graduation, gladuation kalau kata teman saya. Terdengar seru bukan?
Hari ketika saya memakai kebaya lengkap dengan toga.
Hari dimana puluhan foto diambil agar nantinya bisa dipajang untuk sekedar 'pamer' di jejaring sosial.
Hari dimana saya rela berjalan tertatih-tatih menahan perih di atas wedges 5 cm.
Hari dimana saya gemetar menahan lapar dari subuh hingga ashar.
Hari dimana ucapan selamat tidak habis didengar dan dibaca lewat layar ponsel.
Hari dimana sahabat-sahabat saya datang dengan buket-buket bunga. Thank's a lot :)
Hari dimana bapak dan ibu saya menyambut dengan senyum terkembang di depan tribun, yang tidak bisa tidak..membuat saya harus menahan tangis haru.
Dan keesokan harinya..semua itu hanya terasa seperti sekilas adegan hapy ending dalam sebuah film yang telah berakhir. Kembali ke dunia nyata.

Ini kata sahabat saya: "Hal yang menyebalkan dari kelulusan adalah kita kehilangan bagian dari hidup yang kita jalani sehari-hari. " 
Ya, ya, ya. Ketika saya terbangun keesokan harinya, saya adalah job seeker kalau tidak mau dibilang pengangguran. Saya kehilangan rutinitas berangkat jam 9 pagi pulang malam hari. Bahkan, terkadang saya merindukan malam-malam begadang dengan segelas kopi.

Katanya lagi: "Jadi, berjalan ke depan itu perlu. Melewati batas itu berani. Kita mungin mendapat banyak hal baru, atau kehilangan hal yang pernah kita miliki. Menghadapi masalah baru, mengambil keputusan baru, khawatir tentang hidup kita besok, dan menyadari bahwa kita harus menghadapinya sendirian.  No matter how fucked up your life could be, it’s you..and only you who could decide. And whatever you do, whatever you choose, you are not into fishy stuff. You are not go with the flow, you are making a new flow, you are dancing in the flow. You are smart fish :)"
That's life. Dan bagaimana tidak? kehilangan selalu menjadi hal yang tidak mudah. Masalah? masa depan? komunitas baru? pekerjaan? saya masih ingat betapa suatu malam saya pernah frustasi mengkhawatirkan jawaban dari satu pertanyaan: Mau kemana setelah ini? Apa yang bisa saya lakukan? apa yang harus saya lakukan? dan apa yang sedang saya lakukan???
Bisa dibilang, saya menyadari ada sebuah tembok besar yang seolah menghalangi saya untuk move on: Diri saya sendiri. Saya tidak siap untuk hal baru. Setidaknya hingga saat itu. Saya mulai membandingkan diri saya dengan variabel-variabel pembanding yang sebenarnya tidak akan pernah relevan. Karena saya adalah saya, semakin saya membandingkan apa yang saya capai dan apa yang teman-teman saya capai maka semakin saya tidak menemukan kesimpulan yang menggembirakan. Dan suatu hari saya menyadari, bahwa saya harus berhenti melakukannya. Dan ketika saya melihat kembali porto saya sebagai contoh sederhana, bagaimanapun..ternyata itu nggak jelek kok. Actually, I'm amaze with all of it ..tanpa pernah sadar sebelumnya. I'm also a smart fish, and I'll decide my own way from now on, dancing in the flow.

Katanya lagi: "Dan terkait dengan ketakutan akan kehilangan kelompok soliter di mana kita hidup dengan aman dan nyaman, ada sebuah quote bahwa semua orang boleh datang dan pergi, tetapi sahabat sejati tetap di hati. Tapi tidak ada seorangpun yang benar-benar menetap sepanjang hidup kita. Segala sesuatunya akan berubah. Dan begitulah hidup. Di dalamnya setiap orang akan mengalami berbagai fasa. Setiap orang pernah mengalami fasa paling bodoh, paling memalukan. Menjadi nerd, geek, bahkan popular. "
Saya rasa semua orang tidak merasa nyaman untuk mencoba keluar dari zona nyaman. Kehilangan sahabat, teman jalan, teman curhat, bahkan teman-teman yang hanya sekedar kita kenal untuk disapa hei sepanjang jalan itu bukan hal yang mudah. Pernah suatu hari saya datang ke kampus dan merasa kampus dipenuhi oleh orang-orang asing. Angkatan-angkatan baru sudah datang menggantikan generasi lama. Semakin sedikit yang saya kenal, rasanya aneh berjalan dari depan ke belakang tanpa menemukan satu orang pun yang bisa dilempari senyum. Asing. Tapi itu semua pasti akan terjadi, dan bahkan telah terjadi. Semua orang berubah, dulu saya ini seorang fanatik terhadap hubungan pertemanan. Bagi saya yang seorang anak tunggal memiliki sahabat itu sungguh sakral..saya akan melakukan apapun untuk mendapatkan "eksistensi gelar" sahabat, meskipun sungguh banyak hal yang tidak nyaman. Tapi sekarang militansi saya sepertinya banyak berkurang. Semua orang punya hidupnya masing-masing, sibuk dengan kepentingan masing-masing. Akhirnya spermakluman itu muncul, dan memang begitulah semuanya berjalan. Namun, sebenarnya tidak pernah sedetikpun melupakan atau tidak peduli, hanya tidak selalu dkatakan dan diperlihatkan saja. Semua orang memiliki hal yang harus diselesaikannya untuk bisa berkembang, baik dalam satu komunitas maupun beberapa komunitas.
Nerd, geek, popular..,komunitas dan interaksi yang terjadi didalamnya terkadang menghasilkan sebuah label sosial yang kadang bisa atau tidak bisa ditawar...obsesikah? tujuankah? saya tidak berbohong kalau sayapun pernah mencoba mengejar popularitas. Tapi berakhir ketika tidak juga mendapatkan anggukan setuju dari nurani. Saya tidak nyaman.

Dan saya sekarang adalah kumpulan dari potongan waktu, percakapan, logat bicara, rutinitas, impian dan segala hal yang melingkupi saya sejak lahir hingga detik ini. Saya adalah warna dari anda, dia dan mereka. Terangkum dengan tambal sulam di berbagai tempat. Akumulasi dari kegembiraan, kekecewaan, kesedihan..san semua jenis perasaan. Dewasa itu bukan hasil karya satu pihak. Masa depan bukan hasil karya satu orang. Pernahkah mendengar ungkapan bahwa semesta akan mendukung untuk membantu kita mewujukan impian ketika kita berani memulainya? Saya percaya..saya percaya..saya percaya.
Dan ini akan happy ending kok, dan iya..ini bukan titik akhir. Ini justru adalah titik awal. Hidup selalu seru seperti roller coaster, apa yang harus ditakutkan ketika jatuh kalau setelahnya kita justru akan berdiri tegak? 

So, A lot of hopes, loves and chances. Also we have God for sure as a perfect scriptwriter. Happy Graduation, Happy Gladuation. :)