Selasa, 19 Juni 2012

Ular Naga Panjangnya Bukan Kepalang...

Usai sudah masa ini. Aku tidak mau lagi mengikuti punggungmu lagi. Permainan ular naga panjangnya di halaman setiap sore, hanya menyisakan satu hal pada diriku. Bahwa aku..selalu berada di belakangmu, menatap punggungmu, mengikutimu kemanapun kau melangkah. 

Usai sudah masa ini. Aku lelah berlari mengikuti langkah-langkah panjangmu. Mengikuti dengan nafas tersengal. Berjalan terpatah-patah, mencoba menggapai punggungmu. Tanganku lelah menggapai-gapai, aku kehabisan tenaga. Dan aku hilang arah. Dan kau..terus berjalan, tanpa sekalipun menengok ke belakang. Tak pernah kau sadari pula, aku melepaskan peganganku dari pundakmu.

Usai sudah masa ini. Aku terdiam sesaat, menerawang mengusap peluh. Punggungmu semakin menjauh, jauh..dan perlahan menghilang. Permainan ini tak pernah kusangka begitu menyesakkan. Ular-naga-panjangnya..bukan kepalang. Aku tak pernah membayangkan begitu panjang jalannya. Berbelok-belok, kadang naik turun jalanan curam dan terjal. Dan aku tidak pernah menyangka untuk memutuskan berbalik arah.

Ya, usai sudah masa ini. Entah mengapa aku justru tertawa lega meninggalkan barisan kita. Aku lega tanganku tidak lagi erat memegang pundakmu. Aku lega mataku tidak terpaku pada punggungmu. Tahukah kau, dari sini aku bisa melihatmu, dirimu. Dari depan, samping, belakang. Daru ujung rambut hingga ujung jemari. 

Ular-naga-panjangnya-bukan kepalang...selamat tinggal. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar