Jumat, 03 Februari 2012

Janji Untuk Ladya

Firasat yang dinyanyikan Dewi Lestari masih berdengung menyeruak di antara udara dingin kamarku. Aku masih melamun menatap layar..tercenung membaca email terakhir darinya. Sudah hampir tiga bulan yang lalu, email terakhir yang kuterima adalah satu-satunya hal yang tersisa darinya.
"Ladyaaaa...", 
aku masih mengingat bagaimana Ia memanggil namaku setiap pagi. Menyunggingkan senyum renyah di sela lambaian tangannya.

Tetes hangat di pipi menyadarkanku tiba-tiba. Aku menangis lagi.
Sudah tiga bulan juga, aku selalu menangis ketika mengingat kepingan fragmen tentang dirinya. 

"Kita akan mengunjungi Paris suatu hari nanti, mewujudkan impianmu Ladya," 

sebaris kata yang selalu diucapkannya ketika aku memandang lekat foto Eiffel yang terpampang besar di dinding kamarnya. Ia juga ingin pergi ke paris, seperti diriku. aku semakin tergugu dalam diam.

Gemerisik angin mempermainkan kelambu di tepian jendela. Malam semakin dingin meremas kulit. Aku tak kuasa lagi menatap layar di depanku. Membaca lagi deret kalimat darinya. Ia menyertakan beberapa file foto yang entah didapatnya dari mana, Eiffel dan Paris..tempat yang selalu kami angankan di setiap menjelang libur.

"Aku tidak bisa menepati janjiku padamu Ladya, hanya ini..anggap saja sedikit usahaku untuk memenuhinya."

Saat itu aku marah dan tidak mengerti kelakuannya.

"Berjanjilah padaku, kau akan mengunjungi Paris kita Ladya, meskipun tanpa diriku,"

Aku semakin marah kepadanya. Ia tak pernah memberi kabar lagi setelah itu. Lenyap bersama jejaknya yang tertimpa hujan. Ia mengingkari janjinya kepadaku.

"Ucapkan selamat jalan padaku Ladya, mereka bilang tidak lama lagi,"
baris itu membuat duniaku tiba-tiba menjadi gelap. 

Ia tersenyum, hanya berdiri mengambil jarak dariku. Aku mencoba menggapai tangannya namun tidak sampai. Aku berteriak-teriak memanggil namanya, memintanya mendekat dan mengikutiku. Tapi ia tak bergeming, mematung dengan menyungging seulas senyum. 
"Aku akan pergi Ladya, bukan ke Paris..tapi lebih jauh lagi. Mungkin lama lagi baru kita akan bertemu. Kau akan membiarkanku pergi bukan? iya kan Ladya? 

Lalu aku hanya bisa memandangnya perlahan menghilang dari pandangan.......dan tak berbekas ketika aku berucap lirih 
"Sampai jumpa Cempaka..aku merelakan dirimu pergi,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar