Minggu, 05 Februari 2012

Home Birth

Apa lagi yang membuat saya blusak-blusuk mencari tahu tentang persalinan, bidan dan lala lilinya kalau bukan karena cinTA saya yang besar? haha..jangan ikut tertawa, tapi saya mulai tertarik dengan semua hal ini. Terlebih saya juga adalah seorang perempuan yang fitrahnya nanti juga harus merasakan proses luar biasa bernama melahirkan ini.

Lantas kenapa home birth? masih berkaitan dengan topik TA saya yang akan lebih condong dengan masalah persalinan di rumah pasien, saya mulai mencari tau tentang proses persalinan. Seperti halnya awam yang lain, beberapa jam yang lalu saya pun masih beranggapan bahwa persalinan paling ideal itu ya di klinik bersalin atau di rumah sakit. Kenapa? jelas yang pertama adalah kelengkapan fasilitas medis, ketersediaan tenaga ahli dan lingkungan steril, terdengar nyaman dan terbaik bukan?. Tapi ternyata bukan, secara alamiah proses melahirkan justru tidak membutuhkan situasi yang sangat mengintervensi seperti yang terbangun di rumah sakit maupun klinik, justru situasi yang familiar yang dibutuhkan. Rumah, adalah tempat terbaik untuk melewati masa luar biasa tersebut.

Melakukan persalinan di rumah sendiri memang kini menjadi sangat asing bagi masyarakat perkotaan. Stigma bahwa persalinan di rumah sendiri merupakan akibat masalah finansial, tidak aman dll memang melekat erat pada pemikiran masyarakat kebanyakan. Namun, nyatanya rumah adalah tempat terbaik bagi seorang ibu untuk melalui proses persalinan. Dengan catatan, ibu tersebut memiliki kondisi prima, sehat dengan asupan nutrisi baik serta didampingi oleh tenaga medis yang berpengalaman. Sayangnya, kebanyakan masyarakat Indonesia yang memilih melakukan persalinan di rumah adalah ibu-ibu dari kalangan bawah yang terkendala masalah finansial untuk mendapatkan pelayanan dokter. Hal ini justru berbahaya karena bisa jadi, kondisi lingkungan, fisik dan mental ibu justru merupakan alasan tidak diperbolehkannya proses home birth ini. Pasalnya, kondisi ibu yang mendapat asupan nutrisi rendah justru memperbesar kemungkinan adanya kendala dalam proses persalinan.

Bagi ibu yang memiliki kondisi prima, persalinan di rumah dengan lingkungan yang familiar dan keberadaan orang tercinta merupakan sebuah anti stress tersendiri. Lagipula, menurut catatan medis, resiko yang mungkin dialami oleh ibu yang melahirkan di rumah dengan yang di rumah sakit dalam kondisi normal sama besar. Tentunya, hal ini harus dibarengi dengan persiapan yang sangat matang mengenai kondisi terburuk yang mungkin terjadi. Kesediaan transportasi dan lokasi fasilitas kesehatan harus diperhitungkan sebaik mungkin guna mengatasi kondisi terburuk yang mungkin terjadi. Karena pada dasarnya, home birth hanya bisa mengakomodasi proses persalinan secara normal. 

Hmm..menarik bukan? di Eropa, persalinan seperti ini sudah lazim dilakukan, sebaliknya di Amerika cara ini masih banyak menuai kontroversi. Sedangkan di Indonesia, home birth justru merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, terutama yang berada di daerah. Namun, dalam pelaksanaannya, homebirth di Indonesia harus terus dipantau karena kondisi ibu yang seringkali tidak prima. Begitu juga dengan fasilitatornya, tenaga medis harus tetap ada. Kepercayaan masyarakat terhadap dukun bayi yang tidak memiliki pengetahuan medis menjadi sebuah tantangan bagi pelaku home birth di pelosok nusantara.

banyak lagi tentang home birth di http://www.bidankita.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar