Minggu, 05 Februari 2012

Iinilah Alasannya

Ini adala file pertama yang saya buat dalam rangka untuk mnyemangati diri sendiri menyambut hari-hari penuh cinTA di semester 8. Penting sepertinya menuliskan apa yang membuat saya harus menciTA i TA saya agar nanti saya tidak lupa diri dan frustasi di tengah jalan. 

Jadi, awalnya adalah buntu. Ya, BUNTU, kata yang selalu menjadi momok besar bagi mahasiswa desain seperti saya. Pengumpulan judul tinggal beberapa jam lagi dan saya masih tidak tahu harus mengangkat topik apa lagi. Tiga topik kesukaan saya yang tentunya berkaitan dengan eksplorasi material sudah hangus ditolak dosen. Topik pemotong rumput, kemasan oleh-oleh bahkan sempat saya sertakan di pengumpulan kedua. Tapi masih saja, nihil hasilnya. Cari lagi, itulah satu-satunya ikhtiar yang mempertemukan saya dengan topik ini (masih belum diungkapkan ;p).

Intisari edisi lawas. Hasil dari membongkar rak buku ibu kosan di dekat meja makan. Biasanya saya hanya membaca sekenanya, dari satu judul ke judul lain bahkan tidak sampai selesai. Tapi ada yang menggelitik hati saya, artikel tentang pengabdian bidan desa di daerah-daerah yang kurang beruntung. Fasilitas minim, perjuangan yang lebih berat, penerimaan masyarakat yang masih rendah dan berbagai cerita mewarnai kisah pengabdian bidan desa yang saya temukan dalam salah satu artikel sosok. Tiba-tiba saya yang biasanya community development by craft oreiented langsung tertarik. Awalnya saya ragu, masak iya saya bikin ginian..belum lagi nanti lokasinya susah, saya pun sama sekali asing dengan dunia medis, terlebih kebidanan. Tapi, ini adalah salah satu hal yang mendasar bagi kehidupan manusia. Melahirkan, giving birth dalam bahasa asing, bagi saya adalah sebuah hal yang sangat menakjubkan! dan rupanya masih banyak masalah dalam prakteknya di masyarakat kita (setidaknya yang saya rasa hingga saat itu). Fasilitas yang tidak bisa dinikmati oleh masyarakat pedalaman, kerepotan luar bagi tenaga medis untuk menjangkau pasien, banyaklah yang sepertinya membuat dada saya sesak saat itu. Akhirnya, saya membulatkan tekad, Bismillah Ya Allah..hanya pada-Mu hamba memohon kemudahan, bisik saya sambil mulai mengetik.

Dan, here we go!
Topik penuh cinTA saya kini adalah kit bidan untuk proses persalinan di Desa Kidang Pananjung, Kecamatan Cililin. Desa ini terletak di Bandung Barat, jauhlah dari Tamansari. Penampakan alam yang berupa perbukitan membuat jalanan menanjak dan menurun curam, bahkan banyak kondisi jalan yang rusak dan belum diperbaiki. Aksesnya juga cukup sulit, harus ada kendaraan sendiri karena tidak ada angkot yang lewat. Pertama kali saya mendapatkan lokasi ini adalah dari teman Pengabdian Masyarakat KM ITB. Dengan dibantu oleh seorang senior yang hingga sekarang masih aktif memantau desa ini, saya memulai perjalanan saya di Kidang Pananjung. Dan rupanya kini belum berakhir, selamat datang kembali di Kidang Pananjung, selamat datang bagi Anda di Kidang Pananjung. Semoga Allah selalu mengukuhkan niat saya untuk menjadi seseorang yang mampu membawa perbaikan
anak-anak di Kidang Pananjung

Gerbang desa Kidang Pananjung, masuknya masih jauh lagi

Perumahan warga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar