Kamis, 13 September 2012

Simple Daily Life


Life? hmm..bagi saya yang sekarang sudah berumur cukup, rasanya sudah menjadi keharusan untuk bisa memahami definisi life. Yang, masih saya artikan sebagai : kehidupan, koreksi kalau ada yang salah ya.

Sepertinya saya bukan orang yang mempunyai kehidupan yang cukup normal secara sosial dalam artian yang luas. Terdengar membingungkan? hehe..saya akan sedikit menjelaskan isi kepala saya yang terkadang memang njlimet ini. Sebagai seorang (mantan) mahasiswa yang merantau ke kota lain, kadang kita merasa nggak hidup secara baik dan benar bukan? Berapa banyak sih mahasiswa perantauan yang terlibat aktif dan dapat berbaur dengan lingkungan baru, masyarakat baru?

Dalam cerita ini, kehidupan di Bandung, kota rantau saya selama empat tahun terakhir akan diangkat sebagai contoh. Dalam komunitas ini, selain hanya merupakan warga komunitas kampus belum satu hari pun saya merasa menjadi warga komunitas masyarakat Bandung. Tidak ada sosialisasi aktif dengan masyarakat, hanya dibawah 10% jika kegiatan membeli pulsa-makan- dan sholat tarawih berjamaah yang sekedar datang, duduk, dan pergi bisa dianggap sebagai bentuk sosialisasi aktif. Selebihnya hanyalah kampus-kosan-unit, dan kalaupun pernah agak jauh melancong hingga Bale Endah dan Kidang Pananjung toh itu juga bagian dari kegiatan kampus. Keberadaan saya di sini sebagai bagian dari masyarakat bisa dibilang hampir tidak ada. Sedih bukan?

Apa ya yang dipikirkan oleh warga Bandung terhadap ribuan, puluhan ribu mungkin mahasiswa yang datang pergi setiap tahunnya? Mungkin saja mereka berharap lebih banyak daripada sekedar peluang untung dari bisnis kos-kosan maupun warung nasi yang tentu saja tidak bisa lepas dari kehidupan mahasiswa. Lantas apakah oknum mahasiswa dan mantan mahasiswa seperti saya ini pernah berpikir juga sedikit saja tentang kontribusi? yah..kalau tidak mau terlalu mellow untuk disebut dengan balas budi sih.

Secara sederhana, bisa dibilang..kadang pola kehidupan yang saya miliki tersebut tidak bisa dibilang 'kehidupan'. Saya rasanya tidak memiliki kehidupan di Bandung kasarnya. Sebagai saya yang orangnya nggak muluk-muluk, rasanya excited saja merasa ada tanda-tanda kehidupan lagi setelah sekian lama. Tentu saja karena status liburan yang membuat ada banyak waktu luang untuk sekedar berkunjung ke rumah teman, bukan kosan teman dan yang paling penting adalah tidak untuk mengerjakan tugas, hehe. Memiliki aktifitas rutin dalam komunitas, yang tidak berasal dari tugas himpunan atau unit, yang belakangan sedang di uji coba, sesederhana itu. - Namun, bertahankah saya dalam menghadapi tantangan ini?- *diucapkan pakai intonasi ala MC s*let.

Aaah..bagaimanapun, setidaknya yang harus dicoba untuk dilakukan adalah kontribusi. Mencoba mencari jalan untuk bergabung dalam komunitas, bukan sebagai orang luar yang datang dan pergi tapi  secara perlahan ikut menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat tanpa arogansi. Berawal dari hal-hal kecil yang dapat dijumpai sehari-hari, partisipasi. Semuanya memang nggak terus menerus tentang apa yang telah kita dapat, tapi juga tentang apa yang kita berikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar