Senin, 24 September 2012

Hujan

"Setelah aku pikir-pikir. .kamu itu seperti hujan di Bandung ya,"

he. .apa maksudnya? Rara lantas hanya nyengir, tetap tak memandang wajah Dira.

Sepuluh detik, lima menit, sepuluh menit,
selain Rara yang gelisah memainkan ujung rambutnya, tak ada lagi yang bergeming.

"Hujan di Bandung akhir-akhir ini nggak pernah lama. Sekilas mengguyur lantas pergi lagi, mana peduli dengan sesak udara sebelum dia turun..sekejap basah, lantas menguap. Seperti kamu, datang dan pergi," Dira berbicara pelan lantas menghela nafas panjang.
Keduanya lantas kembali terdiam.

Sepuluh detik, lima menit, sepuluh menit. .
Bahkan hingga sisa bias cahaya senja mulai terusir oleh gelap.

"Kalau aku ini hujan, mungkin belum cukup deras untuk membuatmu tetap tinggal, Dir", ucap Rara terbata berbarengan dengan rintik hujan pertama.
Denting tetesan air malam itu seolah menjadi lagu sedih akhir cerita mereka berdua. Dalam hujan, semuanya tiada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar