Sabtu, 12 Mei 2018

Weekend Trip: Tanjung Pinang (2)

Kami merapat kembali ke pelabuhan. Gerimis mengiringi langkah kami menyusuri jalanan yang dipenuhi semerbak aroma otak-otak yang dibakar. Pinang membuat saya membayangkan film-film lama.

Baiklah, Pinang. Kesan pertama yang saya tangkap adalah semacam kota tua. Bangunannya didominasi bangunan lama, sekilas mirip Madiun bahkan. Jalanannya sempit, ditepinya padat dengan bangunan rumah dan pertokoan. Jika dibandingkan dengan Batam, Pinang yang merupakan ibu kota Kepri ini jauh lebih 'bersahaja'. Tak banyak gedung Mall maupun sarana hiburan seperti di Batam. Perkiraan saya sih hawanya hampir mirip madiun di zaman dahulu.

Menggunakan mobil pinjaman kami berkeliling kota, kebablasan sana sini. Menyambangi gedung-gedung pusat pemerintahan. Di sepanjang jalan jauh dari kota masih banyak sekali lahan kosong juga rawa-rawa. Sepertinya persebaran pemukiman tidak cukup merata, karena di beberapa tempat masih sangat jarang terdapat perumahan. Kami menyusuri jalanan Dompak, berhenti sejenak di masjid provinsi, melewati tugu lancang kuning dan jembatan berbentuk lengkung. Selebihnya kami clueless sih..hahahah..

Di akhir perjalanan, salah belok membawa kami ke tepian pantai. Dinsepanjang jalan terdapat taman yang disusun apik sedemikian rupa untuk menikmati pemandangan laut. Ini bagian favorit saya sepanjang perjalanan ke Pinang! Setelah kenyang makan masi padang, saya dan Atha menjelajahi taman dan bermain-main. Tempatnya ikonik dengan bangunan besar berbentuk keong dan tulisan Tanjung Pinang kekinian. Selebihnya tentu saja pemandangan laut dan kapal yang berlayar tenang menjadi daya tarik tempat ini.

Hari semakin sore, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke pelabuhan. Dengan kapal yang sama kami meninggalkan Pinang, mengakhiri perjalanan singkat padat dan menyenangkan sesat di pulau seberang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar