Rabu, 06 Maret 2019

Sampai Jumpa Lagi Sayang

Awal bulan kemarin sebuah kabar bahagia menghampiri kami sebentuk dua garis merah muda di alat tes kehamilan.

Selamat datang sayang,  umi,  abi dan mas Atha tidak sabar ingin bertemu denganmu...

Berbeda dengan kehamilan sebelumnya yang dihiasi dengan mornimg sickness parah, kehamilan kedua ini saya segar bugar.  Hanya sesekali ada mual muntah ketika kecapekan. Rasanya hepiii.. Bisa tetap kesana kemari. Tentunya karena kehamilan ini saya tetap bisa momong Atha seharian penuh tanpa harus tepar karena mual muntah :D

Umi senang sekali bisa tetap beraktivitas dengan nyaman sembari mengasuh mas Atha nak,  kamu sama sekali tidak merepotkan umi

Minggu berikutnya akhirnya kami menjadwalkan pertemuan dengan dokter.Qadarullah,  kami saya mendapat kabar dari klinik bahwa dokter langganan sedang cuti. Jadilah kami mencari dokter permpuan lain yang praktek pada hari itu juga.

Kami tidak sabar ingin segera mengetahui kabarmu di dalam sana sayang..

Seperti biasa,  dokter memeriksa menggunakan USG.  Tiba-tiba dengan sedikit mengerutkan kening dokter bertanya apakah saya mengingat tanggal terakhir menstruasi dengan benar.  Saya mantap menjawab bahwa saya tidak salah mengingat. Kemudian dokter berkata bahwa terdapat perbedaan usia janin dan usia kehamilan,  janin juga belum terlihat.  Hanya saja saya positif dinyatakan hamil karena memang sudah terdapat kantong kehamilan.  Kami diresepkan obat penguat kandungan dan vitamin,  juga diminta datang kembali setelah 2 minggu untuk observasi lanjutan.

Tiba-tiba umi merasa takut sayang. Umi berpikir mencari second opinion di pemeriksaan selanjutnya.  Umi juga mulai mencari tau tentang hal serupa di internet. Umi hanya terus berharap kamu sehat dan berkembang dengan baik di dalam perut umi..

Sejak malam itu saya mulai mencari informasi di forum juga di situs-situs terpercaya tentang adanya selisih usia kehamilan dan kandungan.  Tentunya yang saya dapatkan bukan membuat tenang malah membuat was-was. Saya mulai berkenalan dengan kehamilan kosong (Blighted Ovum /BO), kehamilan di luar rahim,  hingga janin yang tidak berkembang. Entah mengapa hati kecil saya berkata bahwa saya harus bersiap apapun yang terjadi.

Umi selalu berdoa agar kamu berkembang dengan baik hingga nanti bertemu dengan kami semua sayang. 

Satu minggu sudah berlalu,  obat penguat kehamilan juga sudah habis. Kondisi saya baik,  kekhawatiran saya tidak terbukti. Hingga pada Kamis malam,  ketika terbangun tengah malam hendak sholat isya saya tersentak melihat bercak kecoklatan di celana dalam. Saya berkata kepada suami bahwa saya sepertinya mengalami flek, dan takut takut berkata bahwa tadi siang saya menyikat kamar mandi dan membersihkan lantai jemuran.
Suami saya hanya berkata besok besok tak usah lagi. Lalu kembali melanjutkan aktivitas.  Alarm saya terpacu,  perasaan saya mulai tidak enak. Saya mulai mencari info lagi tentang flek di awal kehamilan. Kebanyakan yang saya dapatkan terkait perlekatan janin dalam rahim,  tapi saya rasa ini bukan.  Sontak hampir sampai pagi saya tidak bisa tidur,  sempat tertidur tapu tidak nyenyak.  Esoknya saya kembali menemukan bercak serupa meskipun tidak banyak. Pertanda,  flek ini keluar terus menerus.

Saat itu umi mau tidak mau bersiap sayang. Dalam sholat subuh dan dhuha umi berdoa agar umi dikuatkan apapun yang terjadi.. Tentu saja,  umi masih sangat berharap kamu hadir dalam keluarga kita dengan selamat 7 bulan yang akan datang nak..

Akhirnya kami memutuskan untuk segera memngecek kondisi kehamilan pagi itu juga.  Saya mencari cari dokter perempuan yang praktek di pagi hari dan akhirnya menemukan yang pas di sebuah klinik di dekat rumah mertua. Alhamdulillah.. Sekalian bisa nitip Atha di sana.

Saya menunggu nomor antrian dengan perasaan campur aduk. Tibalah saat saya dipanggil untuk masuk ke dalam ruangan. Setelah menyampaikan hasil pemeriksaan sebelumnya dan yang terjadi semalam,  dokter meminta saya berbaring lalu mulai memeriksa.  Pada layar,  saya melihat janin sudah terlihat. Ukurannya juga sudah lebih besar.

Saat itu umi senang sekali sayang,  kamu sudah tambah besar!  Rasanya deg-degan bahkan hingga saat ini ketika umi mengingat waktu melihatmu di layar monitor masih sama deg-degan nya :))

Hingga dokter berkata bahwa detak jantungmu sudah tidak terdengar.

Rasanya tiba-tiba lemas badan saya.  Saya segera mencoba konsentrasi dengan perkataan dokter. Bahwa janin sudah tidak ada detak jantung,  harus dikeluarkan. Lagipula janin juga tidak berkembang sesuai usia kehamilan. Saya sempat bertanya apakah karena saya kelelahan?  Dokter berkata tidak. Janin yang tidak berkembang disebabkan karena kualitas sel telur atau sperma yang kurang baik.  Sehingga menghasilkan janin yang tidak sempurna. Jika dipertahankan bisa jadi anak akan terlahir cacat dikarenakan ada kelainan kromosom. Untuk mendapatkan penjelasan ini bahkan saya sempat kembali meminta izin perawat untuk masuk ke dalam ruang pemeriksaan karena sebelumnya blank.

Dokter meresepkan obat untuk mengeluarkan janin di dalam perut.  Menurutnya,  jika menggunakan obat sudah bersih tidak perlu lagi dilakukan tindakan kuretase.

Sepanjang perjalanan pulang umi dan abi berbincang.  Kami mengikhlaskan kepergianmu nak.. Meskipun umi sesekali tidak bisa menahan butir air mata yang meleleh di pipi umi. Rasanya sungguh tidak dapat dipercaya nak..

Setelah meminum obat perlahan tapi pasti saya mulai mengalami pendarahan seperti halnya menstruasi. Jumat malam, menjelang sholat isya saya merasakan nyeri hebat di perut yang ternyata itu adalah kontraksi. Tak lama kemudian saya merasa ada 'sesuatu' yang keluar.  Saya bergegas ke kamar mandi dan menemukan sebentuk jaringan. 

Rupanya itu kamu nak,  badan mungilmu yang sama sekali belum terbentuk di dalam bola berisi cairan.  Kamu sudah tidak lagi di badan umi nak..

Saya kembali ke dokter di hari selasa untuk melakukan pengecekan. Melalui hasil USG dokter menyimpulkan rahim sudah bersih meskipun pendarahan akan masih berlangsung selama dua minggu.

Maka berakgirlah sudah satu babak di awal Maret ini.  Sebuah fase kehidupan yang bahkan tidak terbayangkan akan saya lalui.  Sungguh Allah benar-benar hanya menitipkan.. Semoga hal ini dapat memberikan hikmah besar bagi diri saya. InsyaaAllah saya masih bersemangat menunggu titipan selanjutnya :)

Sampai jumpa sayang,  malaikat kecil umi.  Seperti kata mas Atha,  baby sudah pulang ke rumah Allah. Rumah kita semua kelak,  semoga nanti kita bisa berkumpul di bersama di surgaNya ya nak.. Salam kecup kami untukmu dari sini..

2 komentar: