Minggu, 11 Januari 2015

Selamat Ulang Tahun, Kita!

gambar: www.writeabout.com
Hari ini, tepat 4 tahun 'permainan' ini dimulai. Saya menyadari bahwa telah jatuh cinta terlalu dalam padanya. Pada setiap cerita yang kami temani, pada setiap momen spesial yang membersamai. Dan setiap ucapan terimakasih dan emoticon senyum setelah bungkusan-bungkusan itu tiba, sepertinya akan membuat saya gagal berpaling, selamanya.

Jika ditanya dari mana mulainya, semua ini dimulai dari sebuah tugas mata kuliah dengan beban 3 sks di tahun ke-3 perkuliahan. Dosen kami, Pak Susanto, memberikan sebuah  tugas besar dengan menantang kami membuat sebuah 'usaha' selama satu semester. Dan Taraaaa! jadilah ce.ri.ta!
Simpel ya? nggak seru? iya sih, awalnya meskipun saya sangat bersemangat sampai mengabaikan tugas besar 6 sks, tapi ce.ri.ta saat itu masih belum seru seperti sekarang. Dan karena kesibukan masing-masing, setelah menuntaskan laporan akhir semester ce.ri.ta sempat sirna dari muka bumi.

Tahun 2012 setelah saya lulus, keinginan untuk meneruskan ce.ri,ta kembali muncul. Upaya restruksturisasi dimulai. Hunting bahan, riset produk, pembuatan label, perumusan konsep ala-ala desainer kami terapkan. Maklum, sarjana desain anyaran, berusaha menerapkan ilmu yang didapat selama bangku kuliah serta masih idealis. Hasilnya, mentok di konsep tapi lambat berjalan. Rupanya kami terlalu banyak berpikir sehingga lupa mengeksekusi.

Masih di tahun yang sama, Allah memberikan sedikit ujian kepada saya. Sebuah kecelakaan minim drama menimpa ketika hendak menitipkan CV untuk melamar pekerjaan. Waktu itu saya sudah mendapatkan ultimatum dari kedua orang tua: kerja, atau pulang ke Madiun!

Patah kaki yang saya alami membuat semua aktivitas keluar rumah saya terpaksa berhenti. Dari situ, akhirnya kami mencoba mencari kesibukkan yang dapat dilakukan dari kamar kosan saja. Dan saya menemukan pekerjaan saya: menggambar. Niken, yang selalu dipenuhi ide dan dilengkapi dengan hobi 'nggrathil'-nya, membuat sample kartu ucapan untuk wisuda bersama sebuah plakat akrilik. Sejak saat itu, hampir satu minggu penuh kami bergadang hingga dini hari menyelesaikan pesanan. Tangan saya rasanya hingga kapalan dan nyeri karena terlalu banyak menggambar. Sejak saat itu, ce.ri,ta seperti terlahir kembali.

Awal kembalinya ce.ri.ta di akhir tahun 2012 memang belum cukup kuat untuk dijadikan alasan untuk kembali tidak mencari pekerjaan. Di akhir tahun 2012 pula, setelah badai kesibukan ce.ri,ta surut, saya menerima panggilan kerja dari sebuah perusahaan gift dan craft di Bandung. Wawancara dan testing berjalan mulus, seiring dengan kaki saya yang mulai pulih saya mendapatkan berita baik. Saya diterima menjadi seorang Desainer Produk, sesuai dengan bidang keilmuan yang saya tekuni dan tamatkan dengan hasil luar biasa.

Tahun 2013 menjadi tahun kerja keras bagi saya. Menjadi anak baru di sebuah perusahaan yang sedang berkembang rupanya menyita banyak waktu. Saya harus banyak belajar untuk mengakselerasi skill, sembari tetap mengerjakan proyek-proyek ce.ri.ta. Berangkat jam 06.00 pagi dan pulang jam 18.00, disambung mengerjakan pesanan yang tak jarang hingga menjelang tengah malam. 6 hari dalam 1 minggu, menyisakan satu hari Minggu untuk rehat yang tak jarang terinterupsi pula. Seiring berjalannya waktu, beban pekerjaan kantor membuat saya lebih sering mengambil jam lembur. Jam istirahat sering pula saya gunakan untuk menyicil desain atau mengerjakan revisi. Melelahkan dan membebani memang, ibuk sempat beberapa kali menasehati agar menghentikan ce.ri.ta karena saya dan Niken sudah disibukkan dengan pekerjaan masing-masing.

Akhir bulan Agustus, sepertinya saya sudah berada pada titik jenuh. Perkembangan ce.ri,ta yang semakin baik membuat saya kehabisan energi. Ucapan ibu masih teringat, dan saya mulai mempertimbangakan untuk memilih. Perjalanan hampir satu jam menuju kantor setiap harinya memberikan waktu lebih bagi saya untuk berpikir dan menimbang. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mengajak Niken untuk pulang, dan berkonsentrasi penuh di ce.ri.ta. Seperti biasa, Niken tidak banyak berkomentar. Saya tahu, keputusan ini bukan keputusan ringan-ringan kapas (Tulisan terkait kegalauan tersebut bisa dibaca di sini). Pulang ke Madiun dan meninggalkan Bandung secepat ini bahkan sama sekali tidak terbayang sebelumnya. Pulang berarti terpisah secara fisik dari semua koneksi yang ada di Bandung. Pulang berarti harus mencari lagi sektor penunjang produksi ce.ri.ta. Pulang berarti menghadapi pertanyaan dari tetangga, kerabat, sanak keluarga: kenapa seorang lulusan institut terbaik bangsa masing ngganggur cantik di rumah? #eh. Dan akhirnya, kami berdua, Saya dan Niken tetap memilih pulang, meninggalkan Bandung tepat pada 31 Desember 2014. (Tulisan yang dibuat sebelum benar-benar pulang, ada di sini)

Di sinilah saya sekarang. Di kamar lama saya, ditemani segelas teh hangat di siang hari bolong buatan bapak saya yang me-restock es teh di freezer. Menikmati hari Minggu pada ulang tahun ke-4 ce.ri.ta.  4 tahun sudah rupanya sejak saya bersama Pipit, Niken dan Arum memulai dari Bandung, di depan pintu kamar kosan saya sembari berdepat nama apa yang cocok. 1 tahun 11 hari saya dan Niken meninggalkan Bandung, dengan memboyong serta ce.ri.ta. Ah, selamat ulang tahun, semoga nanti akan ada yang ke-25, ke 50, ke-100 dan seterusnya. Selamat ulang tahun untuk kita,
cerita kita baru saja dimulai...

Madiun, 11 Januari 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar