Minggu, 25 Desember 2011

Perspektif

Dua orang teman saya merekomendasikan buku ini. Kata mereka " sia-siap saja menangis Ko,". Oke, jawab saya bersemangat. Saya tidak pernah menolak tawaran untuk terhanyut dalam sebuah cerita meski harus berakhir dengan mata sembab. Itu adalah bagian dari pelarian sebentar saya dari hidup, haha..

Ini novel Mitch Albom kedua yang saya baca, Tuesdays with Morrie. Kisah pria tua yang hidupnya sedikit demi sedikit diambil oleh ALS, penyakit yang memberikan vonis mati padi Morrie. Dalam sisa hidupnya Morrie bersama Mitch mengadakan sebuah perkuliahan tentang hidup. Setiap hari selasa di rumah Morrie, Tuesdays with Morrie.

Morrie bukan seorang kristiani, bukan seorang Budha, sempat menjadi seorang Yahudi dan bukan seorang Muslim tentunya. Tapi Subhanallah, dalam perspektif saya sebagai muslim, cerita Morrie memberikan banyak inspirasi.
Lihat bagaimana Morrie mengikhlaskan sisa hidupnya. Ia mengikhlaskan setiap kehilangan yang Ia sadari setiap pagi hari, dan mampu kembali menjadikannya sebuah rasa syukur karena Ia masih memiliki yang tersisa. Jika saja Ia seorang muslim, betapa Ia akan menjadi seorang panutan atas kersabaran dan keikhlasan.
Lihat bagaimana Morrie menekuri daun-daun yang begesek ditiup angin dan menikmatinya sebagai sebuah harmoni alam. Andai saja Ia Muslim..pasti mulutnya akan selalu basah dengan pujian pada Allah.
Lihat bagaimana Morrie begitu sabar menerima kunjungan kerabat di tgengah kesakitannya, berbagi cerita dan tetap tersenyum menyambut Mitch. Betapa manis ukhkuwah itu jika dibingkai dalam iman Islam..
Allah mencontohkan banyak hal lewat Morrie. Refleksi kepasrahan seseorang yang mempersiapkan diri menjelang maut. Bukan caranya yang harus diteladani, tapi bagaimana sikap pikiran Morrie yang dengan besar hati menyusun rencana menjelang akhir keberadaannya. Kesiapan yang membuatnya dengan kesadaran penuh menanyakan "Apakah hari ini?"

Siapkah kita? sebagai seorang muslim yang mengimani bahwa ajal dapat menjemput kita kapanpun dan dimanapun. Siapkah kita mengakhiri perjalanan kita di bumi Allah ini dengan akhir yang baik?

Pelajaran tentang kematian adalah kehidupan itu sendiri.

Hidup adalah perjalanan menuju kematian. Bola ada di tangan kita, akhir kita adalah apa yang kita kerjakan hari ini. Lalu, sudah membawa apa kita jika kita akan pergi hari ini?
Semoga Allah selalu melindungi kita, menjadikan perbuatan-perbuatan kita amalan surga. Kita harus bersiap, selalu bersiap.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar