Kamis, 27 Oktober 2011

Ini entri yang saya buat diluar kebiasaan saya menulis di akhir minggu. Hanya saja, saya takut melewatkan apa yang ingin saya tuliskan hari ini. Sesuatu hal yang selama ini jarang saya ingat, hingga seorang kakak menyebutkannya *lagi.

Di sebuah sesi curhat antar angkatan yang detailnya tidak bisa diceritakan. Hanya saja kami sedang serius sekali membahas "bagaimana nanti kedepannya".. yah..meskipun saya cukup lelah sore itu, saya masih mencoba berkonsentrasi. 
Ini cerita tentang ukhkuwah, yang sedihnya sebentar lagi akan terpisah jarak. Bukan, bukan berarti hitungan kilometer akan melunturkan ikatannya..hanya saja mungkin, tidak akan lagi bisa seperti ini. Ini tentang sisa waktu yang semakin sedikit, tidak pernah terpikir bahkan ini berkorelasi dengan tingkat empat. Saya masih terlalu sibuk dengan-entah-apa. 
Percakapan sore tadi membuka mata saya, tentang arti kontribusi, ukhkuwah, perjuangan dan sisa waktu yang ada. Inilah kesempatan yang hampir mencapai akhirnya. Sebuah kesempatan yang selama ini tidak termaksimalkan karena kelalaian. Sebuah kesempatan berharga yang nyaris menguap bersama tahun keempat.

"Nanti kita akhirnya akan saling berpisah satu sama lain, entah saya kemana, Erwan kemana dan Piko ke Jerman mungkin," saya mengamini doa ke Jerman keras-keras..

Tapi..sebenarnya ada sedikit rasa sedih yang terbersit. Mungkin kelak tidak akan bisa lagi berkumpul dalam forum seperti ini. Sekedar mengeluh dan meminta dinasehati, membagi rata kekhawatiran tentang satu sama lain, bertukar kabar dan saling menceritakan liburan di kampung masing-masing. Dan semuanya tinggal sebentar lagi Ya Allah... semoga sisa waktu yang ada ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. 

Ya..sebentar lagi. Tidak banyak yang tersisa dari sekarang, namun semoga Allah masih menguatkan langkah-langkah kami. Menghapuskan rasa lelah di hati-hati kami, dan menggantikannya dengan semangat dan harapan akan masa yang lebih baik. Ini bukan cerita pendek yang akan tamat dalam beberapa halaman, tapi semuanya merupakan sebuah proses panjang pembangunan peradaban. Dan mimpi-mimpi kami di sini adalah deretan batu pondasi yang berharap dapat terus menjulang ke atas menyangga sebuah bangunan yang kokoh. 

Dan semoga Tuhan akan mengabulkan setiap doa yang membumbung ke langit, mengukuhkan setiap mimpi yang terucap.

2 komentar: