Kamis, 23 Juni 2011

Weekend #2 KPDP, Menilik Jejak Keluarga Raja-raja

Ullen Sentalu, Kaliurang, Yogyakarta

Weekend kedua selama KPDP. Rencana ke Ullen Sentalu memang baru saja dibuat sehari sebelumnya, minim persiapan, minim informasi dan juga minim kordinasi. Dengan membulatkan tekad, saya, Keket, Afna, Pipit dan Arum akhirnya memutuskan untuk berangkat. 

Cuaca tidak terlalu bagus hari ini. Sejak pagi tadi Yogyakarta hujan gerimis, tapi kami pantang menyerah, lanjut sajaaaa gan! :). Mobil Afna melaju stabil di jalanan Kaliurang. Hmm..sempat terbersit rasa khawatir setelah lama belum juga menemukan tanda-tanda keberadaan museum ini. Kami sama sekali tidak menemukan sign system yang memandu arah ke Ullen Sentalu. Akhirnya kami sampai di tempat tujuan setelah 5 kali bertanya pada orang di sepanjang perjalanan.

Museum ini jauh dari ramai. Hanya terlihat 3 orang berjaga di depannya. Terlihat beberapa mobil terparkir di depan memang, tapi tetap saja.. lokasinya yang dekat dengan hutan dan berada di pegunungan membuatnya tetap tenang berwibawa. Museum ini tampak suram kalau boleh jujur.

Setelah menunggu pemandu beberapa saat, akhirnya kami masuk juga ke dalam. Dinding berbatu dan parit-parit kecil membingkai jalanan yang kami lalui. Dingin, satu kata yang terlintas dipikiranku ketika aku melewati pintu masuknya. 

Kami terus mengikuti dan mendengarkan penjelasan Tour Guide dengan seksama. Sayang sekali, tidak boleh mengambil gambar selama di dalam. Padahal, banyak sekali koleksi menarik yang tentunya sayang untuk tidak diabadikan. Beragam batik, yang selama ini cuma saya tau dari internet, foto-foto keluarga Raja yang tetap saja gatau itu siapa, hihi, surat-surat pribadi, lukisan gamelan, dan pokoknya banyak. Lama kalau diceritakan satu persatu di sini.

Satu hal yang saya tunggu sejak awal kunjungan, lukisan 3D yang konon arah pandangannya mengikuti kemanapun kita berada. Wirrr...terdengar seram, tapi membuat penasaran. Benar saja, setelah melewati berbagai koleksi, tiba juga kami ke tempat lukisan ini berada. Sebuah lukisan indah seorang perempuan bangsawan pastinya. Tapi siapa tepatnya figur itu, aku lupa. Yang jelas arah pandangan mata dan ujung sepatunya benar-benar mengikuti arah gerakku. Ia selalu tampak memandangku, meskipun aku di samping kanan, depan, amupun kiri. Uh Wooow...hanya itu yang saya desiskan ketika melihatnya.

Keindahan tempat ini sebenarnya diselimuti aura misterius. Bangunannya berdinding batu, menambah hawa dingin di setiap ruangan. Piring-piring sesajen yang berisikan bunga mawar dan melati juga tampak dimana-mana. Jalanannya berupa lorong-lorong sempit serupa jembatan yang tersambung dari satu ruangan ke ruangan. Interiornya tapi mewah dan menarik. Mungkin karena dikelola swasta, jadinya lebih terurus.

Perjalanan kami ditutup oleh segelas minuman spesial yang disuguhkan dalam sloki-sloki kecil. Konon, itu adalah ramuan khusus yang bisa membuat awet muda. Hahaa..percaya tidak percaya, aku segera saja menenggak habis tanpa sisa minuman itu. Hmm..rupanya jahe dengan sedikit rasa..apa ya, aku lupa. Yang jelas, rasanya sudah cukup familiar dilidahku.

Setelah keluar dari ruangan, barulah kami diperbolehkan menggambil foto. Yah..lumayanlah daripada tidak sama sekali. Masih ada beberapa patung dan jalanan berbatu yang  menarik juga untuk dijadikan background. Yang jelas Ullen Sentalu memiliki pesonanya sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar