Selasa, 03 Desember 2019

Welcome My Sunshine!

Bismillah..
Syukur tak terhingga mungkin tak cukup mewakili kegembiraan kami menyambut anggota keluarga baru : Maryam Ruby Harfi. Bagi sebagian orang, kelahirannya merupakan sebuah kejutan. Bagi kami, ia adalah 'pengganti kontan' kehilangan yang kami rasakan di awal tahun lalu. 

Ada yang bertanya: lah..udah lahiran, kapan hamilnya? Heheh..qadarullah, selepas keguguran di akhir Februari lalu saya yang sedang berusaha menyiapkan recovery baik secara fisik dan mental ternyata langsung garis dua lagi di bulan berikutnya. Selama sebulan pertama saya sering iseng aerobik di rumah dengan tujuan menghilangkan gelambir lemak dan menurunkan berat badan, ditambah lagi berbagai seminar dan playdate. Jadwal full hingga akhirnya merasakan ada yang salah..kok mulai mual- mual meskipun tidak separah kehamilan pertama. 

Akhirnya kami memberanikan diri untuk mencoba membeli testpack dan agak kaget dengan hasil garis dua. Kemudian kami kembali membuat janji dengan dokter kandungan untuk memastikan apakah kali ini janin berkembang dengan sehat atau tidak. Alhamdulillah, rupanya Allah kembali mengamanahkan kehamilan pada saya di bulan berikutnya. Saya sempat khawatir kalau mengalami trimester pertama dengan mual muntah sepanjang hari, apalagi sekarang ada Atha yang harus diurus. Untunglah, mual muntah yang saya rasakan tidak separah kehamilan pertama, juga masih ada sisa tenaga untuk membersamai Atha meskipun hanya 'seadanya'. 

Jika diingat kembali rasanya baru kemarin lega melewati trimester pertama dan kedua yang 'penuh tantangan'. Tentunya sangat berbeda ngidam saat sendiri dengan sudah punya Atha, juga 'anak' satu lagi yang sempat menyita waktu dan pikiran hingga dua bulan penuh di trimester kedua dengan bolak balik batam center-batu aji-tanjung uma. Sekarang yang ditunggu-tunggu sudah hadir dipelukan, memberi warna baru bagi keluarga kecil kami. 

Ada yang berbedakah persalinan kali ini dengan sebelumnya? Banyak!
Proses kelahirannya alhamdulillah cukup mudah, meskipun berubah haluan di detik-detik terakhir mau melahirkan dimana. Awalnya kami berpikir akan bersalin di klinik yang sama seperti ketika melahirkan Atha dulu. Tapi di hari-H rupanya berubah pikiran untuk bersalin di bidan dekat rumah yang berakibat terlewat beberapa perlengkapan karena isi tas disiapkan untuk bersalin di klinik dokter dengan fasilitas yang bisa diprediksi. 

Kontraksi yang saya rasakan juga berbeda, sehingga membuat saya tidak menyadari bahwa waktu bersalin sudah semakin dekat. Kalau saja tidak muncul lendir darah maka saya nggak akan terpikir untuk cek bukaan ke bidan. Karena rasanya beda banget, kalau dulu rasanya pinggang seperti di tusuk-tusuk dari belakang kali ini sama sekali nggak sakit..hanya tegang saja di perut sesekali. 

Perjalanan bukaan jalan lahir juga lebih cepat dengan intensitas nyeri yang masih bisa ditahan. Saya sempat mempraktekkan teknik pernapasan perut yang sempat dipelajari kilat di salah satu kanal youtube, dan alhamdulillah sangat membantu.

Di akhir waktu observasi sekitar jam 23.30 WIB saya menyempatkan diri membaca surat maryam dengan harapan diberi kemudahan seperti halnya siti maryam ketika melahirkan Nabi Isa a.s. Sekitar pukul 23.50 saya kembali masuk ruangan bersalin untuk observasi dan tak lama ketuban pun pecah, saya pun diminta untuk mulai mengejan. Saya mencoba tetap tenang..mengatur nafas sambil menahan nyeri yang masyaaAllah..luar biasa 😅. Mengikuti instruksi bidan untuk menarik nafas ketika kontraksi datang namun hingga beberapa kali masih belum berhasil mengeluarkan Ruby, saya mulai pesimis. Kalau dulu pas melahirkan Atha saya modal nekat yang penting bayinya cepat keluar jadi nggak terpikir apa-apa, kali ini justru saya sempat ragu apakah bisa..kok rasanya sulit sekali..nafas terlalu pendek, sangat berbeda dengan ekspektasi saya yang kalau sudah belajar teknik pernapasan juga cara mengejan (dan tentunya ditambah bumbu cerita orang-orang "kalau anak kedua sih gampang aja" ) akan semudah membuat flyer kulwap pake canva. 

Pertanyaan saya apakah akan bisa keluar sindedek dijawab dengan tawa ringan seisi ruangan bersalin "ibu kan bisa, ini sudah yang kedua lhoo". Tapi rasanya ya Allah..antara yakin dan nggak yakin bisa memdorong keluar si adek hingga akhirnya qadarullah si adek berhasil lahir dengan selamat..menyisakan perasaan lega dan isak tangis bahagia saya. 

Maryam Ruby Harfi, adalah doa kami agar kelak engkau setaat siti maryam wahai permata hati kami. Selamat datang sayang, kami sudah sangat rindu ingin bertemu denganmu ❤


Tidak ada komentar:

Posting Komentar