Minggu, 04 Maret 2012

Sunset Bersama Rosie


Satu lagi buku Darwis Tere Liye yang telah saya tamatkan, Sunset Bersama Rosie. Masih sama efeknya dengan buku-buku karangan Tere Liye yang lain: menguras air mata. Meskipun belakangan saya mulai akrab dengan gaya penulisan Tere Liye sehingga terkadang efeknya tidak sehebat ketika membaca Hafalan Shalat Delisa namun buku ini tetap layak dibaca. 

Tidak ada mawar yang tumbuh di tegarnya karang-

Cukup. terkadang itu adalah hal yang mungkin seringkali tidak kita sadari, ya..merasa cukup. Kisah cinta tiga puluh tahun ini bisakah menjadi contoh? entahlah..
Kekuatan kita untuk bisa berkata cukup atas semua ambisi adalah hal paling membekas yang saya dapatkan dari kisah ini. Penasaran karena tulisan saya tidak menjelaskan? silahkan simak cerita seutuhnya, Sunset Bersama Rosie :).

Saya juga seperti Rosie, lebih menyukai matahari tenggelam. Tentunya tanpa pantai di sini, hanya ada Aston Tropicana di ujung jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar