Jumat, 10 April 2020

Mini Project : Memanfaatkan Lahan di Rumah Untuk Berkebun

Mini project ini seperti tugas akhirnya orientasi kampung komunitas. Setelah sebelumnya ada parade ide dan diskusi di grup, akhirnya saya memilih berkebun di halaman depan rumah sebagai mini project saya.

Mungkin ini adalah salah satu berkah Work From Home (WFH) dalam masa pandemi Covid-19. Salah satu hal positif yang keluarga kami rasakan adalah adanya lebih banyak waktu di rumah, yang menimbulkan adanya upaya untuk menjadikannya lebih berfaedah. Pak suami yang sekian lama meninggalkan lahan depan rumah kembali tertarik untuk menggarapnya kembali. Jadilah, sebuah proyek keluarga ala-ala yang sudah dimulai beberapa hari yang lalu ini. Sebuah kebun sayur di halaman depan :D.


Kenapa kebun sayur? Bukan kebun bunga atau kebun buah atau kebun lain? 

Kebun sayur dipilih sebagai upaya memenuhi mencapai ketahanan pangan di masa karantina akibat adanya pandemi yang sedang terjadi. Tsahh..macam betul aja kan tagline nya. Yaa..intinya kami ingin hasilnya bisa dimanfaatkan nantinya, lagipula jenis sayuran waktu panennya relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan buah.

Lalu apa saja yang kami persiapkan? Tidak banyak sih, hanya niat, semangat dan bibit bayam, sawi, kangkung, kacang panjang, dan terong. Bibit dibeli dari toko pertanian seharga 10 ribu rupiah setiap jenisnya, kecuali kacang panjang dan terong yang dikumpulkan dari sisa memasak. Ketua (dan) pelaksana diampu oleh pak suami, saya sebagai controller, dan Atha sebagai penyemangat..hahaha. 
Controller tugasnya ngapain mak? Yaa..ngontrol-ngontrol udah disiram apa belum, gitu lah. Oiya, saya juga sedang berupaya membuat kompos yang semoga nanti bisa dipanen dan dimanfaatkan untuk menambah nutrisi tanah :D.

Bertanam dan berkebun sebetulnya buka hal yang 'saya banget', karena tentu membutuhkan banyak energi untuk terjun ke lapangan. Tapi karena pak suami selalu bersemangat dalam hal bertanam tanam - apalagi setelah beliau tahu kalau belanja sayur tuh nggak murah, jadi saya juga ikut bersemangat! paling asyik kalau sudah melihat semaian mulai tumbuh, lalu tiba masa panen. Dulu kami pernah sampai bagi-bagi sawi dan cabe ke tetangga karena ngga habis hasil panennya dimakan sendiri. Sementara ini, selain bertanam sayur kami juga mencoba menanam beberapa rimpang seperti kunyit dan jahe. Serai, cabai dan daun jeruk sudah lebih dahulu tertanam rapi di depan agar nanti kalau perlu saat masak nggak kudu ngibrit ke pasar.  Oiya, sekilas info serai cukup mudah lho menumbuhkannya! Cukup ditanam aja batang serai yang dibeli dari pasar, selanjutnya serahkan pada keajaiban alam dan kuasa Tuhan :'D.

Nah, dalam satu minggu terakhir proses penanaman sudah berlangsung. Halaman rumput di depan disulap menjadi hamparan berlapis gundukan tanah hitam yang sudah tercangkul rapi. Pupuk kandang juga sudah dicampur, penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari.
Semoga dalam dua bulan ke depan hasilnya sudah mulai terlihat, tinggal PR nya adalah menjaga dari serangan tikus.

Semoga harapan kami untuk mulai bisa memenuhi kebutuhan pangan dari kebun sendiri bisa terwujud. Meskipun nggak bisa sepenuhnya (nggak bisa nanam padi di depan rumah ya soalnya kakau di Batam, haha) minimal ada jenis sayuran, bumbu dan rimpang yang kelak bisa dimanfaatkan. Ah rasanya nggak sabar untuk segera panen!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar