Sudah lewat tengah bulan di bulan baru, tahun baru. Saya masih menyisakan catatan resolusi yang sama sekali belum tuntas. Lebih memilih asyik bergelung di bawah selimut, menekuri halaman buku-buku yang tak pula kunjung selesai.
Musim masih penghujan. Kelabu lebih sering menampakkan diri daripada terik, meski langit masih saja silau menyakitkan mata. Kesibukan terus bergulir. Jeda semakin tidak terasa. Lalu lalang manusia tidak pernah berhenti memadati jalan. Dalam waktu penuh kemungkinan, saya lebih suka bercengkrama dengan pikiran disepanjang jalan.
Berperjalanan kemanapun, bahkan sekedar menuju tempat kerja setiap hari, setiap pagi kini menjadi waktu tersendiri untuk berkontemplasi. Harganya paling hanya keterlambatan 15 menit, meskipun bisa dibilang sembari menyabung nyawa.
Hilir mudik manusia menjadi objek yang begitu mudah diamati. Memancing puluhan pertanyaan atas setiap sikap yang berbeda. Mensyukuri kerendahan budi, hingga mencoba bersabar untuk saling menjaga dan berbagi ruas jalan. Tak jarang, saya tersenyum-senyum sendiri menyaksikan adegan langsung serial kehidupan. Seperti yang telah saya duga, hidup selalu sangat menyenangkan sebenarnya. Dengan kerendahan hati, dan kesabaran semuanya selalu tampak berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar