Sebagai pembuka silahkan Klik di sini terlebih dahulu tentang Rancang Bangun Ruang Terbuka hijau di jalan Tamansari. Scroll ke bawah untuk melihat postingan yang dibuka denngan dua buah foto spanduk di Taman Sari.
(Kamis, 24/11/11)
Whups..saya setengah berlari menuju pintu ketika handphone saya menunjukkan pukul 09.15 menit, telat lagi! Bergegas saya membuka pintu sambil mengecek sms yang barusan masuk.
Cepetan berangkat, angkot ga boleh lewat loh,
Ehh?! aneh, emang ada apa? balas saya
Liat aja sendiri, ada penggusuran fotokopian,
Deggg..hari ini ya? hari ini datang juga akhirnya..
Saya sontak setengah berlari menyusuri Kebon Bibit dan menuju kampus. Benar saja, semua kendaraan dialihkan dari depan Plesiran menuju Badak Singa. Taman sari atas dijaga polisi. Saya memepercepat langkah dan melihat kerumunan polisi, satpol PP dan tentunya warga.
Benar saja, bangunan-bangunan di sepanjang Tamansari di depan pertigaan kosan lam saya satu persatu tengah dihancurkan. Astaga... saya merutuk dalam hati.
Saya menembus kerumunan, terpana dan membelalak melihat pemandangan tersebut. Deretan fotokopian yang kemarin masih berdiri berderet dengan tumpukan kertas dan komputer berjejer jejer itu kini TIDAK ADA LAGI. Kerumunan ini bukan kerumunan mahasiswa-mahasiswa bermuka cemas takut terlambat karena terlalu lema mengantri. Tapi lihat saja, kerumunan pertugas berseragam yang mungkin hanya menjalankan tugasnya. Saya berjalan mundur hingga lewat sedikit di ujung Gelap nyawang sebelum berbalik dan mempercepat langkah. Saya sedih..tapi saya terlambat kuliah.
Lagi-lagi gtidak ada yang bisa saya lakukan. Saya merutuk dalam hati. Sms-sms himbauan untuk membantu pembersihan terus berdatangan dan saya hanya bisa memforwardnya ulang. Semoga rama memposting info tersebut di twitter, dan menggerakkan hati teman-teman lain.
Sore, ketika saya kembali berjalan melintasi Taman Sari, seluruh bangunan sudah hampir rata dengan tanah. Berdua dengan Fifa, saya menyusuri sepanjang jalan dan masih dengan pandangan tidak percaya saya menatp puinng-puing Tirta Anugrah, Dua Saudara, Ganesha Stationery, dan fotokopian-fotokopian yang selam ini sudah sangat akrab dengan laporan-laporan, UTS, UAS, bahkan Pra TA saya.
Fotokopian di depan Taman Hewan |
Rangka besi Tirta Anugrah |
Semuanya TIDAK ADA LAGI..
Dalam perbincangan singkat dengan Fifa kami mengingat kembali apa saja yang telah hilang dalam 3 tahun terakhir..
1.burung-burung di jalan Ganesha yang kini entah kemana. Dulu, sewaktu saya tingkat satu, melintasi jalan Ganesha adalah setengah mimpi buruk di siang hari. Bau, bau, dan bau. Kotoran Kuda, kotoran burung..tumplek blek memenuhi jalan. Dan sekarang? kemana semua burung itu pergi? tidak ada yang tahu..adakah yang salah dengan kondisi lingkungan?
2. Pasar Balubur. Beruntunglah dulu Balubur begitu dekat meskipun masih jauh juga rasanya jika dari gedung TPB FSRD yang letaknya hampir sampai gerbang belakang. Kini pasar di ujung jalan itu telah dipindahkan di depan rektorat, menjadi BALTOS_Balubur Town Square, apa banget lah itu..macet dan nyampah, sampai sekarang saya belum bisa menemukan seluruh kios lengganan selam di bawah. Sedang lahan lamanya konon akan dibangung sebagai lahan parkiran.
3. Fotokopian, yak..fotokopian yang diceritakan di atas. Kini, hanya tinggal cerita. Wacana pembangunan RTH di jalanan Taman Sari mengharuskan penggusuran lapak-lapak kecil tersebut.
"Kenapa bisa begitu saja diancurin sih?" tanya Zen sewaktu mengantar saya pulang sore kemarin,
"Udah ada rencana sih emang, sempat rame juga" jawab saya
"Tapi apa mereka gak mikir gimana dampaknya? yang fotokopi kecil gitu, karyawannya mau dikemanain?
Dan saya terdiam, sejujurnya saya juga tidak tahu, hanya bisa menitipkan doa
Semoga mereka mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.
Dan yah..banyak hal telah berubah. Padahal hanya 3 dalam tiga tahun saja, saya yang hanya 'numpang lewat' saja merasa kehilangan, apalagi masyarakat yang mengahbiskan sepanjang umurnya di sini. Entah, apa yang mereka rasakan.
Pak Walikota, semoga apapun yang Anda putuskan untuk Bandung tidak pernah salah. Semoga RTH ini benar-benar menjadi RTH, Babakan Siliwangi pun sama..jangan nekat menjadikannya mall atau restoran. Apapun yang Anda putuskan bagi masyarakat, semoga membuat semua orang bahagia, meskipun semua orang pun akan tetap merasakan kehilangan. Ada hal-hal yang tidak akan bisa tergantikan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar